Jump Cut

0
5028

Jump-cut merupakan sebuah lompatan gambar dalam satu rangkaian shot akibat perubahan posisi karakter atau obyek dalam latar yang sama, atau sebaliknya, posisi karakter dan obyek tetap namun latar berubah seketika. Efeknya akan tampak seperti seorang karakter atau obyek berpindah posisi atau berpindah lokasi secara mendadak dengan tidak wajar. Teknik ini umumnya dihindari oleh sineas kebanyakan karena dapat memutus hubungan kontinuitas gambar atau sering diistilahkan “jumping”.

Teknik ini dipopulerkan sineas kondang Perancis, Jean-Luc Godard melalui film panjang debutnya, Breathless (1960). Godard sepanjang film melanggar aturan kontinuitas ruang, temporal, serta grafik secara sistematik dengan teknik jump-cut. Pada sebuah adegan tampak Godard melakukan jump-cut sehingga kedua karakter seolah berpindah posisi dalam sekejap.

Dalam era modern saat ini jump-cut sudah jamak digunakan. Teknik jump-cut seringkali tampak digunakan dalam film-film independen yang menggunakan handheld camera. Dalam Dancer in the Dark, sang sineas Lars Von Trier juga menggunakan jump-cut hampir sepanjang filmnya. Teknik ini juga seringkali digunakan untuk menunjukkan situasi kacau, kebingungan, gelisah, atau terburu-buru. Dalam banyak film, teknik jump-cut seringkali dipadukan dengan teknik montage sequence untuk menunjukkan serangkaian aksi dari waktu ke waktu dalam sebuah momen. Dalam film animasi Tangled, jump-cut digunakan beberapa kali ketika Rapunzel berusaha memasukkan laki-laki penyusup misterius ke dalam lemari. Hal yang sama juga tampak dalam film komedi horor, Zombieland, jump-cut digunakan untuk menunjukkan dari waktu ke waktu mereka berganti posisi selama perjalanan.

Artikel SebelumnyaJurassic World Pecahkan Rekor dengan $500 Juta Dollar!
Artikel BerikutnyaMinions
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.