Setelah sukses secara komersial melalui film komedi My Stupid Boss (2016) dengan pencapaian lebih dari 3 juta penonton, Falcon Picture kini kembali hadir dengan sekuelnya My Stupid Bos 2. Upi Avianto kembali ditunjuk menjadi sutradara dengan harapan tentunya film sekuel ini bakal laris manis di pasaran mengikuti sukses film pendahulunya. Tapi apakah My Stupid Boss bisa lebih baik dari film orisinalnya?
Alkisah perusahaan milik Bosman (Reza Rahardian) kekurangan karyawan karena banyak karyawannya tiba-tiba mengundurkan diri serentak karena tidak tahan dengan kelakuan sang bos. Untuk mengatasi masalah ini, akhirnya Bosman memutuskan untuk mencari tenaga kerja murah dari Vietnam sembari dia memenuhi undangan sebagai pembicara di salah satu acara perkumpulan para pengusaha sukses di Asia. Perjalanan pun dimulai, Kerani (Bunga Citra Lestari) dan kawan kawan kembali harus menghadapi tingkah polah Bosman yang tentunya akan sangat menjengkelkan selama petualangan mereka di Vietnam.
Tak ubahnya seperti film sebelumnya, perilaku Bosman ala ala Mr. Crab (Spongebob) yang konyol, pelit nan menjengkelkan pada bawahannya, terutama Kerani yang menjadi fokus utama film ini. Dari sinilah unsur komedi film ini dibangun tanpa henti dari sejak film hingga akhir, kita dipaksa untuk terus menyaksikan adegan-adegan konyol. Tapi apakah hal tersebut efektif membuat kita bisa tertawa? Tidak juga, sebab formula komedi yang digunakan terkesan sudah usang, kurang segar untuk menggelitik tawa penonton. Beberapa adegan yang cukup absurd pun muncul, seperti ketika para gangster beradu joget, tapi tetap saja unsur komedinya masih kurang terasa menggigit.
Reza dan BCL bermain baik di film ini. Reza mampu membawakan karakter bosman yang menjengkelkan dengan sangat baik. Tanpa terkesan berlebihan. Begitu juga dengan BCL yang terlihat sangat menggemaskan di film ini, terutama ketika kita melihat dia beradu cekcok dengan bosman dan ia harus harus membereskan semua masalah yang ditimbulkan sang bos. Hanya saja, naskah yang kurang kuat membuat chemistry yang telah terbentuk oleh keduanya menjadi tidak maksimal karena masalah-masalah yang sifatnya repetitif.
Satu keunggulan lain film ini adalah sisi sinematogradi dan desain produksinya. Tone gambar yang penuh wana dan sudut sudut pengambilan gambar serta setting latar juga enak untuk dinikmati. Sedikit banyak, mengingatkan kita dengan gaya film-film sineas ternama Wes Anderson, seperti The Grand Budapest Hotel maupun Moonrise Kingdom.
My Stupid Boss 2 sebenarnya memiliki potensi yang cukup baik untuk jadi sebuah sajian film komedi yang unik, hanya saja unsur komedi yang kurang fresh membuat film ini menjadi terasa biasa. Semoga ke depan bisa hadir lagi My Stupid Boss 3 dengan naskah cerita yang lebih baik.
WATCH TRAILER