Devil on Top adalah film komedi yang disutradari oleh  Anggy Umbara yang juga menulis skenario bersama Rayhan Dharmawan. Dibintangi oleh Angga Yunanda, Cinta Laura Kiehl, Kenny Agustin, Joshua Suherman, dan Lolox. Film berdurasi 107 menit ini ditayangkan pada Bulan Juni lalu di platform Disney+ Hotstar.  Devil on Top punya cerita menarik, namun sayangnya disajikan dengan cara yang biasa.

Dikisahkan empat sekawan, Angga, Richard, Rudi dan Boni bekerja di Facade yang merupakan perusahaan digital marketing. Mereka merasa kesal dengan sikap Sarah, bos baru yang semena-mena. Mereka pun membuat taruhan dan menyusun rencana untuk menyingkirkan Sarah. Di saat bersamaan, pada saat pengerjaan proyek baru, Angga terpilih menjadi direktur kreatif. Hal ini tidak disangka karena mereka merasa Richard yang lebih pantas mendapatkan jabatan tersebut. Rencana yang mereka lakukan semakin berkembang liar. Sementara Angga justru mengalami pengalaman yang membuatnya berubah.

Menonton Devil on Top memang santai dan mudah dipahami. Ide cerita cukup menarik. Ada adegan-adegan lucu yang cukup menghibur, khususnya melalui sosok Boni. Alur cerita mengalir dengan wajar dan seru meskipun tak sulit ditebak. Tidak ada yang istimewa dan kesan membekas.

Para pemain muda ini tampak berusaha mendalami betul karakternya. Patut diakui, Angga Yunanda dapat menampilkan ekspresi dan mimik wajah yang pas dan tidak berlebihan, terlihat pada adegan sedih, frustasi, iba, mampu ia perankan dengan baik. Meskipun sudah cukup baik, namun Cinta Laura belum bisa menyamakan kemampuan akting Angga. Justru, Kenny Agustin menarik perhatian dengan membawakan peran Richard. Aktingnya yang mumpuni membuat mood menonton meningkat dan terbawa suasana. Karakter Richard yang sombong, egois, sok keren, dan ingin menjadi pusat perhatian, ia perankan dengan baik. Kepiawaian Kenny semakin meredupkan sinar seorang Joshua Suherman yang tidak memiliki porsi peran yang besar. Seorang selebriti yang telah merintis karirnya sejak kecil, namun tidak banyak memiliki peningkatan, justru malah memudar.

Baca Juga  Ivanna

Cerita sebenarnya cukup baik, namun terasa ada kurang gereget dari segi eksplorasi adegan. Terdapat beberapa adegan yang sebetulnya bisa disajikan lebih baik. Karakter bos perempuan tegas sudah banyak ditampilkan dalam film, satu contohnya adalah sosok Miranda Priestly dalam The Devil Wears Prada yang diperankan oleh Meryl Streep. Ini sudah diperlihatkan dengan baik ketika pegawai satu kantor lari berhamburan dan cemas saat sang bos datang. Adegan macam ini tidak perlu porsi banyak tetapi mampu menggambarkan karakter bos serta suasana kantor dengan jelas. Momen berdua Angga dan Sarah juga dapat disajikan lebih dramatis melalui sudut kamera yang lebih bervariasi sehingga menciptakan keintiman yang berkesan romantis. Sementara rekan-rekan kerja empat sekawan juga tidak tampak cukup membangun mood setting di kantor. Benar-benar murni hanya sebagai figuran tanpa adanya interaksi.

PENILAIAN KAMI
Overall
60 %
Artikel SebelumnyaBatman: The Long Halloween, Part Two
Artikel BerikutnyaResort to Love
Menonton film sebagai sumber semangat dan hiburan. Mendalami ilmu sosial dan politik dan tertarik pada isu perempuan serta hak asasi manusia. Saat ini telah menyelesaikan studi magisternya dan menjadi akademisi ilmu komunikasi di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.