Sosok perempuan tangguh kini rupanya tengah menjadi tren, setelah Jolt belum lama ini. Kate adalah film aksi thriller arahan sineas Perancis Cedric Nicolas-Troyan. Film ini dibintangi aktor-aktris ternama, yakni Mary Elizabeth Winstead, Woody Harrelson, Tadanobu Asano, serta aktris remaja Miku Martineau. Di tengah ramainya genre dan tema sejenis, mampukah film rilisan Netflix ini bersaing?
Kate adalah pembunuh bayaran tangguh yang tak pernah gagal dalam misinya untuk membunuh targetnya. Satu ketika, misi yang terlihat mudah berubah menjadi petaka ketika satu protokol dilanggar, ada seorang bocah cilik di dekat sang target, yang lantas membuat Kate trauma berat. Beberapa bulan kemudian, sang mentor, Verrick (Harrelson) menawarinya satu misi terakhir sebelum Kate meminta pensiun. Kate justru terjebak dalam satu intrik internal yakuza di Tokyo, dengan racun ditubuhnya yang membuatnya bertahan hidup hanya 24 jam. Dalam waktu terbatas, Kate berusaha mencari dalang di balik semuanya.
Jika menilik plotnya, kisahnya mirip komedi aksi Crank yang dibintangi Jason Statham. Kate hampir sepanjang film nyaris tidak pernah terlihat normal, alias “teler”, karena pengaruh racun di tubuhnya. Bagi penikmat film sejati, hanya butuh beberapa menit durasi saja untuk membaca ending filmnya. Pemain besar berarti peran besar? Pahamkan? Ini terlalu mudah untuk diantisipasi. Proses investigasi Kate, dari satu lokasi ke lokasi lain, aksi demi aksi, terasa melelahkan. Hanya ada dua faktor yang membuat film ini terasa sedikit berbeda, dan ini bukan segmen aksinya. Satu adalah setting Kota Tokyo yang eksotis, dua adalah chemistry Kate dengan Ani, cucu sang Yakuza. Penampilan bintang pendatang baru remaja ini memang mencuri perhatian. Winstead bukan lantas buruk berakting, namun naskahnya yang mengecewakan performanya. Terlebih Harrelson.
Kate mengekspos sosok perempuan “pembunuh” tangguh dengan aksi dan kisah yang sudah tak lagi asing untuk genrenya serta pula menyia-nyiakan potensi para bintangnya. Sang produser, David Leitch yang juga mengarahkan John Wick, hanya semata membuat percobaan sosok “John Wick” lain dengan pendekatan yang berbeda. Hiburan aksi perkelahian adalah tentu yang dicari fans genrenya, namun setidaknya dari sisi naskah sepatutnya tidak seburuk ini.