Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1 (2016)

95 min|Adventure, Comedy|08 Sep 2016
6.4Rating: 6.4 / 10 from 1,255 usersMetascore: N/A
Dono, Kasino, and Indro are back in action. Now, they join a private institution called CHIPS. Even though they are passionate about serving the community, they also continue to cause problems because of their silly and funny acti…

Warkop DKI Reborn adalah film ke-7 dari sutradara Anggy Umbara yang sebelumnya sudah kita kenal lewat beberapa film komedi yang cukup sukses secara komersil seperti Mama Cake, Serta Comic 8. Usaha Anggy kali ini menghidupkan kembali grup lawak legendaris Indonesia, Warkop D.K.I yang sejauh ini ternyata juga sukses luar biasa, hanya sepekan sudah menembus 3 juta penonton memecahkan rekor AADC 2 baru lalu.

Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1 memulai petualangan konyol mereka dari 3 orang anggota CHIPS, yakni Dono (Abimana Aryasatya), Kasino (Vino G. Bastian), dan Indro (Tora Sudiro) yang mendapat tugas untuk mengatasi masalah begal di Jakarta. Bersama dengan Sophie (Hannah Al Rashid) mereka bahu membahu untuk menyelesaikan tugas tersebut. Bukanya membereskan masalah, justru ketiga anggota CHIPS ini malah semakin menambah masalah. Dari situ akhirnya kisah lucu mereka kemudian berkembang.

Seperti halnya film-film Warkop DKI aslinya film ini juga menggunakan formula yang sama dalam menyajikan kelucuannya. Seperti pada opening yang memperlihatkan kekonyolan ketiga karakter utamanya, kemudian musik maupun lagu yang dipakai pun juga sama. Selain itu frase kocak dari versi aslinya juga akan kita temui sepanjang film. “Maju Kena Mundur Kena”, “Jangkrik Bos”, dan lain-lainnya. Adegan-adegan tersebut seakan dirancang untuk memungkinkan kalimat-kalimat tersebut bisa muncul. Hal ini cukup berhasil meskipun beberapa kali juga terasa sedikit dipaksakan. Seperti contoh ketika Kasino menyanyikan “Nyanyian Kode” terasa sedikit dipaksakan karena tidak ada situasi yang mengharuskan Kasino untuk menyanyikan nyanyian itu. Satu satunya yang baru mungkin bahan banyolannya yang lebih pada isu dan kritik sosial yang ada saat ini. Hal ini bisa dibilang materi yang dipilih cukup baik untuk bisa menyatu dengan karakter Warkop.

Baca Juga  Rumah Masa Depan

Berbicara tentang film ini tentu tidak bisa lepas dari para pemeran Warkop sendiri. Meskipun tidak bisa dibandingkan dengan versi aslinya, tapi penampilan para Warkop Reborn ini cukup natural dalam memerankan tokoh Dono, Kasino, Indro dengan tetap mempertahankan karakteristik masing-masing baik fisik hingga aksen dan gaya bicara. Khususnya Vino G. Bastian sebagai Kasino yang tampil lebih dominan dari kedua tokoh lainya.

Kesuksesan film ini jelas ditentukan oleh nama besar Warkop itu sendiri. Secara keseluruhan mungkin tidak ada yang baru dari segi pencapaian artistik maupun cerita selain efek visual yang lebih modern. Kehadiran Warkop Reborn mungkin tidak akan mampu menggantikan film film Warkop aslinya bagi para penggemarnya, tapi setidaknya ini bisa menjadi obat rindu akan grup komedi yang punya karakter kuat di negeri ini. Dari sukses komersilnya film ini terbilang adalah sebuah reboot yang brilyan. Seiring dengan kesuksesan komersil film ini, bukan tidak mungkin nantinya akan muncul reborn-reborn grup komedi yang pernah berjaya di masa lampau akan menghiasi layar perfilman tanah air.

WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
60 %
Artikel SebelumnyaSully
Artikel BerikutnyaMorgan
Febrian Andhika lahir di Nganjuk, 18 Februari 1987. Ia mulai serius mendalam film sejak kuliah di Akademi Film di Yogyakarta. Sejak tahun 2008, ia bergabung bersama Komunitas Film Montase, dan aktif menulis ulasan film untuk Buletin Montase hingga kini montasefilm.com. Ia terlibat dalam semua produksi awal film-film pendek Montase Productions, seperti Grabag, Labirin, 05:55, Superboy, hingga Journey to the Darkness. Superboy (2014) adalah film debut sutradaranya bersama Montase Productions yang meraih naskah dan tata suara terbaik di Ajang Festival Film Indie Yogyakarta 2014, dan menjadi runner up di ajang Festival Video Edukasi 2014. Sejak tahun 2013 bekerja di stasiun TV swasta MNC TV, dan tahun 2015 menjadi editor di stasiun TV Swasta, Metro TV. Di sela kesibukan pekerjaannya, ia menyempatkan untuk menggarap, The Letter (2016), yang merupakan film keduanya bersama Montase Productions. Film ini menjadi finalis dalam ajang Festival Sinema Australia Indonesia 2018.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.