Luke Scott adalah putra dari sineas kondang Ridley Scott yang melakukan debut sutradara melalui film thriller fiksi ilmiah, Morgan. Dengan berbekal bujet minim, Luke mencoba genre yang membesarkan nama ayahnya dan boleh dibilang film ini adalah kombinasi antara Blade Runner dan Alien. Hasilnya pun tidak terlalu buruk dan ia mampu menunjukkan potensinya sebagai calon sineas tangguh.
Alkisah Morgan adalah uji coba manusia hibrid yang terlibat sebuah insiden kecil yang mencederai mentornya. Akhirnya perusahaan mengirim Lee Weathers sebagai konsultan untuk melihat situasi terkini di laboratorium terpencil tersebut. Situasi yang terkontrol mendadak berubah ketika Morgan mengamuk dalam sesi evaluasinya.
Kisahnya sebenarnya sangat menarik serta punya potensi besar dan sineas pun telah berusaha keras mengemas filmnya sebaik mungkin. Namun yang menjadi masalah besar adalah sejak awal film ini terlalu mudah untuk diantisipasi. Penonton yang awas pasti sudah menyadari sejak awal kisahnya berjalan. Jika saja tokoh penting ini terlihat wajar sejak awal mungkin hasilnya bisa berbeda. Sisi humanis Morgan juga menarik jika dieksplorasi lebih jauh walau sudah banyak film yang menggunakan kisah sejenis namun pendekatan berbeda bisa dilakukan. Satu contoh adalah adegan wawancara Morgan dengan Dr. Shapiro adalah adegan terbaik dalam filmnya. Sisi psikologis dan thriller bisa lebih dipertajam dan pertarungan klimaks akan bisa lebih dramatis. Sayang sekali.
Film ini didukung sederetan kasting senior, sebut saja Paul Giamatti, Michelle Yeoh, Jennifer Jason leigh, serta Toby Jones. Munculnya mereka memang menambah atmosfir film menjadi berbeda dengan kematangan akting mereka namun tetap saja masih kurang mengangkat filmnya. Kate Mara yang kali ini berperan dingin dan tentu saja Anya Taylor-Joy sebagai manusia artifisial yang rapuh juga sudah baik membawakan perannya masing-masing. Sekali lagi naskah mengecewakan penampilan mereka yang telah bermain maksimal.
Morgan menandai sineas Luke Scott yang mewarisi bakat sang ayah namun kisahnya sebenarnya punya potensi untuk dieksplorasi lebih jauh dan terlalu mudah diantisipasi. Hasilnya adalah satu sajian thriller fiksi ilmiah yang kurang menggigit. Di luar kelemahannya, kita nantikan saja ke depan kiprah Luke, apakah ia mampu lepas dari sang ayah dan mampu menjadi sineas papan atas. Luke punya potensi untuk menjadi sutradara berkelas.
WATCH TRAILER