Kisah persahabatan masa kecil rupanya masih menarik untuk ditonton. Film ini sendiri mengambil lokasi di wilayah Muntilan, Jawa Tengah. Empat anak desa yang polos memiliki cita-cita yang sangat mereka impikan, yakni Agus (M. Syihab), Jono (Rizqullah Maulana Dafa), Puji (Iqbal Zuhda Irsyad) dan Sri (Dewi Wulandari Cahyaningrum). Ketika tiga sahabat Agus bercita-cita layaknya anak-anak kebanyakan, yakni menjadi seorang tentara, menjadi seseorang yang dapat membahagiakan orang lain, dan menjadi seorang bintang sinetron, cita-cita Agus hanyalah ingin makan di restoran Padang. Latar belakang keluarga Agus yang miskin dan hidup sederhana menjadikan makan di restoran Padang adalah sebuah kemewahan tinggi yang memerlukan usaha ekstra keras mengingat ayahnya hanya bekerja di pabrik tahu.
Kisahnya sederhana dan mudah difahami sangat pas sebagai tontonan anak-anak. Alur cerita fokus dan dominan pada karakter Agus seorang sementara karakter-karakter lainnya hanya berkesan seperti tempelan yang tidak digali lebih dalam baik latar karakter maupun konfliknya. Namun dengan penuturan cerita yang sederhana, penyampaian yang jelas, serta arahan yang sangat baik dari Eugene Panji, film ini mampu memberi bukti bahwa menciptakan film yang bermuru tidak melulu harus dijejali dengan konflik yang tak berkesudahan. Keindahan gambar panorama Jawa Tengah dibawah penata kamera arahan Arya Teja dan Aga Wahyudi tersaji dengan apik. Lalu ilustrasi musik oleh Endah ‘N Rhesa dan Bumblebee Studio yang selaras dengan tema dan kisahnya membuat mood yang dihadirkan mampu membawa imaginasi penonton untuk dapat merasakan suasana tiap adegan lebih dalam.
Pemeran utama yang menjadi kunci penting adalah aktor cilik amatir, M. Syihab, yang mampu memberikan penampilan akting yang sangat baik. Namun sayangnya tidak diimbangi oleh peran tiga karakter lainnya. Pemeran pendukung karakter dewasa lainnya seperti Agus Kuncoro, Nina Tamam, Donny Alamsyah, dan Iwuk Tamam juga mampu tampil baik. Sebenarnya tidak ada yang istimewa dari naskah cerita yang ditulis oleh Satriono, namun berkat arahan yang tepat dari Eugene Panji, kisah yang sederhana mampu menyuguhkan sisi humanis filmnya. Perpaduan yang kompak dari seluruh aspek bak cerita maupun estetik menghasilkan sebuah tontonan anak-anak yang segar dan inspiratif sekalipun berdurasi singkat hanya 82 menit.