Film ini diangkat dari novel laris dengan judul yang sama karangan Wahyuningrat, dkk. Kisah persahabatan dan percintaan merupakan tema yang sangat manis untuk film drama. Negeri Van Oranje menggabungkan dua tema tersebut menjadi satu film yang mampu menyentuh para penonton. Lintang (Tatjana Saphira), Banjar (Arifin Putra), Wicak (Abimana Aryasatya), Geri (Chicco Jerikho) dan Daur (Ge Pamungkas) bersahabat sejak pertemuan mereka saat menempuh pendidikan Master di Negeri Belanda. Dikelilingi empat laki-laki lajang, Lintang yang baik hati dan rupawan pun harus menentukan pilihan kala tiba saatnya rasa sayang antar sahabat berubah menjadi cinta.
Sebenarnya tidak ada yang spesial dari kisah yang diangkat dalam Negeri Van Oranje, meskipun memang ada twist yang cukup menarik. Tetapi, patut diakui bahwa pengemasan cerita yang sederhana ini membuat filmnya menjadi layak untuk ditonton dan menghibur penonton. Pemilihan para pemain yang rupawan ditambah dengan kostum apik memang sangat mendukung sehingga nikmat dipandang. Kasting dapat dikatakan berhasil karena para pemain tidak hanya unggul secara fisik, tapi juga dapat diakui kemampuan aktingnya. Memang tidak begitu istimewa, tetapi pengalaman mereka dalam dunia akting sudah cukup mapan sehingga mampu menampilkan adegan demi demi adegan dengan baik. Pemilihan ini menjadi stategi yang mengena sesuai dengan selera target sasaran, yaitu penonton usia remaja.
Setelah mata dimanjakan dengan keelokan para pemain, penonton benar-benar dibuat kebelet untuk ikut jalan-jalan ke kota-kota cantik yang menjadi setting, yaitu kota-kota di Belanda dan Praha di Cekoslovakia. Harus diakui bahwa setting merupakan nilai jual utama film ini. Tempat-tempat wisata nan romantis sangat indah untuk disajikan dengan intens. Selain itu, alunan musik yang indah sangat cocok untuk menciptakan mood yang menyenangkan. Mood penonton juga dibangun dengan candaan yang dilontarkan meskipun beberapa kali terasa tidak mengena (garing).
Film dengan setting di Eropa kini sedang tren di industri kita. Hal ini merupakan kemajuan karena setidaknya pemandangan cantik dapat dinikmati serta mendukung nilai film itu sendiri. Wakau sebenarnya formula ini telah digunakan oleh industri film Bollywood sejak belasan tahun lalu, industri kita harus segera melakukan inovasi baru untuk mengejar ketinggalan dari industri film luar. Tetapi setidaknya, Negeri Van Oranje membuktikan bahwa jika film Indonesia digarap dengan sungguh-sungguh, menggunakan formula baru yang inovatif, dan mengunggulkan kualitas akting pemain (tidak hanya kualitas fisik) maka perfilman Indonesia dapat memberikan sajian yang layak ditonton dan dibanggakan oleh masyarakat Indonesia. Tetapi alangkah baiknya jika ke depan film-film Indonesia lebih banyak menampilkan keindahan alam nusantara hingga menumbuhkan rasa cinta tanah air yang lebih tinggi dan juga meningkatkan perekonomian serta pariwisata negeri sendiri.