“Kamu gak akan tau kapan kita mati, makanya cobalah untuk memilih atau memutuskan sesuatu sesuai yang paling kamu sukai” – Kanya
Pernahkah Anda membuat janji dan merasa perlu untuk menepati jaanji tersebut meskipun harus berusaha susah payah? Promise mengajak Anda untuk menikmati kisah manis dua sejoli yang berusaha menepati janji mereka.
Rahman (Dimas Anggara) bersahabat dengan Aji (Boy William) sejak kecil. Mereka sungguh akrab hingga Aji pun tak sungkan mengajarkan Rahman soal cewek cantik, karena Rahman masih benar-benar lugu dan pemalu. Sang ayah menikahkan Rahman dengan Kanya (Amanda Rawles) yang merupakan anak dari sahabatnya. Mereka menikah siri hingga suatu hari Kanya memutuskan untuk meninggalkan Rahman dan meminta cowok baik hati itu untuk segera menceraikannya. Dua tahun menghilang, Rahman pun berkelana ke Milan, Italia, untuk mencari cinta sejatinya. Disana ia bertemu kembali dengan Aji dan sahabat baru yang cantik Moza (Mikha Tambayong). Kenyataan ternyata tidak seindah impian, ketika cinta dan persahabatan harus dipertaruhkan.
Kisah yang ditulis oleh penulis skenario yang sudah cukup populer di kalangan remaja Tisa TS. ini, mampu membuat penonton merasa galau hingga meneteskan air mata. Alur cerita non linier menjadi kunci keseruan dari film ini. Penonton akan dibuat bertanya-tanya dengan hal apa yang sebenarnya membuat Kanya meninggalkan Rahman. Ceritanya sendiri sebenarnya tidak begitu istimewa, tetapi, tanpa berlebihan Promise bisa menjaga mood cerita untuk terus nikmat ditonton hingga akhir. Meskipun Promise cukup menyenangkan untuk dinikmati, film ini tidak terluput dari kejanggalan. Aneh rasanya ketika dua sahabat karib tidak saling menceritakan pengalaman berkesannya apalagi soal cinta. Jadi, kerumitan keadaan yang dialami oleh para tokoh di film ini tampak seolah dibuat-buat saja. Selain itu, terdapat detail-detail yang tidak tersampaikan dengan baik sehingga film menjadi kurang greget. Pemilihan pemain juga tampak dipaksakan sehingga tidak tampak ada kemiripan dalam lingkup keluarga Rahman. Tapi, terlepas dari kejanggalan yang sebenarnya sangat mendasar itu, Promise juga punya pesan dan kesan yang manis untuk para pecinta.
Promise mengajarkan ketulusan dan toleransi. Seringkali kita terlena pada hal-hal indah yang bisa kita peroleh dengan mudah, sehingga kita menjadi terbiasa dan memiliki keinginan yang kuat untuk terus mendapatkan hal-hal istimewa di dalam hidup kita. Hingga suatu saat kita menginginkan pasangan hidup idaman yang sudah ada di depan mata dan tinggal kita raih bagaimanapun caranya. Ambisi yang besar dan keegoisan bisa saja merobek rasa empati, kesetiakawanan, dan toleransi yang seharusnya menjadi pedoman. Tetapi, Promise mampu menggambarkan bahwa ketulusan, toleransi dan harapan untuk bisa membuat orang yang kita cintai bahagia itu menjadi sumber kebahagiaan kita juga.
Kehidupan penuh toleransi juga ditunjukkan dengan perbedaan gaya hidup para tokoh yang terdapat dalam film ini. Meskipun berasal dari keluarga terpandang yang memiliki pesantren, namun ayah Rahman tidak sungkan untuk menikahkan anaknya dengan seorang gadis yang memiliki gaya hidup bertolak belakang. Perbedaan gaya hidup ini tidak menjadi penghalang untuk niat baik yang bertujuan membahagiakan dua sejoli yang masih muda belia ini meskipun proses pernikahan mereka melalui perjodohan. Sikap Rahman pun mampu menunjukkan bahwa tindakan yang baik tidak perlu sibuk menghakimi selagi masih memiliki kontrol diri yang baik dan menjadi seseorang yang baik untuk lingkungan sekitarnya.
Promise banyak menyajikan adegan yang sweet dan diperankan dengan baik oleh setiap pemerannya. Namun sayang, musik yang mengiringi tidak memberikan pengaruh yang kuat sehingga tidak dapat meningkatkan mood film. Padahal, dengan musik yang lebih tepat film ini pasti akan membuat penonton semakin terhanyut ke dalam kisah romantis yang disajikan.
WATCH TRAILER