Rumah Kentang: The Beginning adalah film horor yang disutradarai sineas spesialis horor, Rizal Mantovani. Film horornya yang dirilis tahun ini adalah Tembang Lingsir (2019) dan Kuntilanak 2 (2019). Film pertamanya, Rumah Kentang (2012) disutradarai oleh koleganya sendiri, Jose Poernomo. Film prekuelnya ini dibintangi oleh Luna Maya dan Christian Sugiono. Tujuh tahun berselang, rumah produksi Hitmaker Studios kembali mengangkat urban legend dengan materi yang sama dan kisahnya tidak berhubungan dengan film sebelumnya.

Kisah yang berlatar pada tahun 1983 di Kota Bandung ini menceritakan tentang Adrian, seorang penulis novel horor. Setelah sukses di masa silam, kini novel-novelnya mulai tidak diminati. Adrian bersama Istrinya, Sofie, mencoba mulai menulis kisah horor berdasarkan pengalaman pribadi mereka. Pasangan suami istri tersebut berencana mengunjungi rumah masa kecil Sofie yang sudah lama terbengkalai karena memiliki masa lalu yang kelam. Mereka mengajak ketiga anak mereka, juga uwa mereka untuk ikut. Sejak kedua orang tua Sofie hilang entah kemana, rumah yang dikelilingi perkebunan kentang tersebut kini kosong. Ketika mereka tinggal dirumah tersebut, banyak gangguan menghantui mereka. Awalnya mereka hiraukan, namun gangguan tersebut makin lama semakin mengusik mereka.

Kisahnya sangat lemah karena banyaknya lubang plot yang bertebaran di setiap adegan. Konfliknya juga dimunculkan demikian cepat. Baru hari pertama kita sudah disuguhi masalah yang kian membuncah.Jika saja, sang sineas memunculkan adegan mencekamnya lebih lambat, sepertinya plot akan mempunyai daya tarik yang lebih kuat. Alur kisahnya dalam beberapa adegan juga terasa repetitif dengan trik horor yang sama pula. Sungguh mengherankan, tokoh-tokohnya seolah tak mau belajar dari masalah yang muncul sebelumnya.

Walau keluarga ini telah mengalamai peristiwa yang begitu hebat, mereka seolah tak memiliki beban atau trauma. Mereka tampak terlalu santai dalam situasi tersebut, seperti ketika sang ayah dan ibu masih saja berada di depan mesin ketik mereka saat sesuatu yang jelas-jelas tak wajar terjadi. Agak aneh pula, seorang penulis horor tapi tidak mempercayai hal mistis, sementara beberapa karyanya sendiri didasarkan kisah nyata dari orang-orang yang ia wawancarai terkait alam gaib.

Baca Juga  Identitas, “Identitas” Sinema Indonesia?

Di luar kisahnya, sisi sinematografi sudah cukup dikatakan mapan untuk membangun nuansa misterinya dengan beberapa sudut pengambilan gambarnya. Tata cahayanya sudah sesuai mood-nya dan enak dipandang. Sementara akting beberapa pemain tampak masih sedikit kaku, namun tidak berlaku untuk Luna Maya, walau sedikit mengingatkan perannya sebagai sosok Suzzanna. Efek suara seperti kelaziman dalam genrenya sudah cukup baik dalam mengejutkan penonton dalam banyak momennya.

Rumah Kentang sebenarnya memiliki tema urban legend yang menarik, menghibur dan menegangkan, namun dilemahkan oleh sisi kisahnya yang seringkali tak masuk akal dan terlalu dipaksakan. Film ini banyak mengandalkan pengulangan konflik cerita dan pesannya pun tak tersampaikan oleh penonton. Tak banyak yang baru dalam film ini, dan masih ditunggu film horor kita yang berkualitas lebih baik.

Diandra Sekar Ayu & Olivia Cholifatul Aisyah Masyitoh

Mahasiswa Magang

 

https://www.youtube.com/watch?v=GlF3cMCh2mk

PENILAIAN KAMI
Overall
60 %
Artikel SebelumnyaSenior
Artikel BerikutnyaThe Good Liar
memberikan ulasan serta artikel tentang film yang sifatnya ringan, informatif, mendidik, dan mencerahkan. Kupasan film yang kami tawarkan lebih menekankan pada aspek cerita serta pendekatan sinematik yang ditawarkan sebuah film.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.