Pergi keluar negeri demi menempuh pendidikan yang tinggi bisa jadi merupakan kegiatan yang diidamkan banyak orang. Melanjutkan kuliahnya di Melbourne University tidak membuat Laura (Pamela Bowie) bersemangat menjalani kehidupan barunya. Meskipun sahabatnya, Cee (Aurelie Moeremans), selalu ceria dan berusaha memberikan semangat tetap saja ia tidak tahu apa cita-cita dan kemana tujuan hidupnya. Ternyata memang butuh waktu bagi Laura untuk menentukan pilihan hatinya. Suatu hari Laura tidak sengaja meninggalkan walkman kesayangannya di kampus hingga akhirnya ia bertemu dengan Max (Morgan Oey). Berlanjut dari situ, Laura dan Max menjadi sangat dekat hingga akhirnya Max harus pergi ke New York untuk mengejar cita-citanya. Hubungan keduanya semakin rumit ketika Cee dan Evan turut hadir di antara mereka.

Melbourne Rewind merupakan film yang diangkat dari novel bestseller karya Winna Efendi dengan judul Melbourne: Rewind. Penyajian film ini memang nikmat ditonton sesuai dengan selera anak muda yang menjadi target sasarannya. Mulai dari kostum dan properti yang manis dan unyu-unyu, setting yang menarik, serta pemilihan para pemainnya yang cukup cocok. Keempat karakter utama berperan dengan cukup baik setidaknya nikmat untuk ditonton sehingga mood penonton dapat terbangun dan terjaga hingga akhir film. Pemeran Cee, Aurelie Moeremans justru tampil menarik dengan aktingnya yang mampu menunjukkan ekspresi-ekspresi kecil yang mengena dan menggigit. Meskipun porsi perannya lebih sedikit dari Pamela Bowie, Moeremans justru sukses mencuri perhatian.

Film yang disutradarai Danial Rifki ini menonjolkan unsur kekinian yang dialami anak muda usia labil. Kegalauan, kebimbangan dan ketidakpastian bercampur menjadi satu. Perasaan-perasaan sensitif ini diangkat dari perspektif perempuan muda yang rapuh dan insecure. Memang akan lebih baik jika setiap bagian disajikan dengan lebih dramatis sehingga lebih menyentuh perasaan penonton. Sayangnya, seperti film drama romantis Indonesia kebanyakan yang terkesan “nanggung” saat menyuguhkan film romantis, Melbourne Rewind juga dirasa belum menggapai pencapaian maksimal. Untung saja¸ lagu-lagu yang disajikan sangat mendukung suasana karena enak didengar. Tidak hanya kekinian tapi juga ringan sehingga film terasa berjalan beriringan dengan musik yang mengalun indah.

Baca Juga  Srimulat: Hil yang Mustahal - Babak Pertama

Terlepas dari musik yang keren dan tampilan karakternya yang unyu-unyu, Melbourne Rewind bukanlah sekedar film yang menghibur. Film ini juga mengajarkan bagaimana generasi muda harus memiliki semangat, cita-cita, dan tujuan hidup yang jelas. Alih-alih mencontohkan sikap ambisius yang membabi buta, justru bisa menampilkan sikap setia baik terhadap pacar maupun sahabat yang menunjukkan nilai moralitas yang baik. Keseimbangan seperti inilah yang menjadi pesan moral yang dibutuhkan oleh generasi muda pecinta film. Dengan terus memproduksi film seperti ini, film Indonesia akan memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi semua sehingga rentang jarak antara industri hiburan dan dunia pendidikan dapat perlahan-lahan dikikis supaya dapat saling mendukung.

WATCH TRAILER

https://www.youtube.com/watch?v=gcCaXk9Xn-s

Artikel SebelumnyaIbu Maafkan Aku
Artikel BerikutnyaAllied
Menonton film sebagai sumber semangat dan hiburan. Mendalami ilmu sosial dan politik dan tertarik pada isu perempuan serta hak asasi manusia. Saat ini telah menyelesaikan studi magisternya dan menjadi akademisi ilmu komunikasi di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.