Pirates of the Caribbean: Dead Men Tell No Tales (2017)

129 min|Action, Adventure, Fantasy|26 May 2017
6.5Rating: 6.5 / 10 from 331,486 usersMetascore: 39
Captain Jack Sparrow is pursued by old rival Captain Salazar and a crew of deadly ghosts who have escaped from the Devil's Triangle. They're determined to kill every pirate at sea…notably Jack.

Pirates of the Carribean: Salazar’s Revenge adalah seri kelima dari franchise ini yang juga merupakan sekuel keempatnya. Franchise raksasa ini, total telah meraih lebih dari US$ 3,7 milyar secara global sehingga tak ada alasan untuk tidak memproduksi sekuel lanjutannya. Film ini masih dibintangi oleh Johnny Depp, Geoffrey Rush, Kevin McNally, serta bintang-bintang baru, yakni Javier Bardem, Brenton Thwaites, dan Kaya Scodelario. Seri kelimanya ini digarap oleh duo sineas, Joachim Rønning and Espen Sandberg.

Kisahnya kali ini, rasanya lebih tepat jika dikatakan sebagai sekuel dari seri ketiganya. Film ini menyisakan masalah dari kisah film tersebut, melalui tokoh William yang masih menjalani kutukan kapal The Flying Ducthman. Putra Will, Henry, berniat melepaskan kutukan sang ayah menggunakan Trisula Poseidon, dan ia berniat meminta bantuan kolega lama sang ayah, Kapten Jack Sparrow. Di lain pihak, Sparrow diburu oleh musuh lamanya, Kapten Armando Salazar, yang ingin membalaskan dendam karena telah memerangkapnya sekian lama dalam The Devil’s Tiangle.

Satu hal, plotnya jelas tampak sekali memaksa. Contohnya, mengapa Salazar baru mencarinya sekarang setelah sekian lama ia bersikeras mencari Jack. Dengan kemampuan dan kekuatannya, ia bisa membantai siapa saja yang merintangi jalannya. Namun, memaksa? Mengapa tidak? Tuntutan pasar jawabnya. Tidak ada untungnya membahas ini. Satu hal yang menarik adalah film pertamanya (The Curse of the Black Pearl) adalah film dari serinya yang paling diapresiasi tinggi oleh pengamat. Tiga film sekuelnya dianggap terlalu absurd untuk penonton awam, sekalipun sukses komersial gila-gilaan. Filmnya kali ini boleh dibilang adalah “remake” dari film pertamanya melalui penggunaan elemen plot yang serupa. Contohnya saja, tokoh Henry dan Carina, adalah versi muda Will dan Elizabeth. Nyaris seluruh plot, khususnya separuh akhir filmnya mirip dengan alur kisah Black Pearl. Hanya saja, sajian efek visualnya kini lebih “wah” dari sebelumnya.

Baca Juga  Beast

Johhny Depp masih menjadi man of the macth dengan memainkan salah satu karakter ikonik dalam sejarah industri film modern. Setelah sekian tahun, baik akting maupun fisik, Depp masih saja konsisten menjalani perannya sebagai kapten gila yang slengekan. Walau aksi dan bicaranya konyol dan hanya mengandalkan keberuntungan semata, namun tokoh ini tidak jarang melepaskan guyonan lucu dengan gaya selera humor Jack yang khas. Brenton Thwaites dan Kaya Scodelario memiliki chemistry yang cukup layaknya tokoh Will dan Elizabeth. Sementara dua aktor senior, Rush dan Bardem, tak ada yang istimewa dari penampilan mereka selain nama besar mereka. Momen dramatis tokoh Barbossa di penghujung segmen klimaks memberi sedikit nuansa hangat yang sebelumnya tak ada di seri ini.

Pirates of the Carribean: Salazar’s Revenge kembali menggunakan roh seri pertamanya dengan segala atributnya melalui pencapaian CGI-nya yang sangat mengesankan. Tak ada kejutan, namun harus diakui film ini adalah sebuah tontonan yang menghibur. Pencapaian visual di segmen klimaks boleh jadi adalah salah satu pencapaian CGI terbaik yang pernah ada. Dengan aksi-aksinya yang memesona tak ada keraguan film ini bakal meraih sukses komersial seperti sebelumnya. Sekuel? Tak ada keraguan untuk tidak memproduksi kisah lanjutannya walau para pengamat film pasti sudah jenuh dengan seri ini.
WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
70 %
Artikel SebelumnyaZiarah
Artikel BerikutnyaJames Bond – Roger Moore, Tutup Usia
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.