Tembang Lingsir (2019)
90 min|Horror|31 Jan 2019
5.2Rating: 5.2 / 10 from 45 usersMetascore: N/A
Mala always deals with Tembang Lingsir, a song taught by her mother from her childhood. After a mysterious fire incident that killed her mother, Mala lost her voice. Then, Mala lives in her uncle's house, Gatot, and his wife Glady...

Tembang Lingsir adalah film horor yang diproduseri oleh Dheeraj Kalwani dan disutradarai oleh Rizal Mantovani. Rizal sering kali menyutradarai beberapa film horor laris, seperti Jelangkung (2001), Kuntilanak (2006), Kuntilanak 2 (2007), Kuntilanak 3 (2008), Mati Suri (2009), Air Terjun Pengantin (2009) hingga yang terbaru, macam Jailangkung (2017), Jailangkung 2 (2018), serta Kuntilanak (2018). Film berdurasi 90 menit ini dibintangi oleh Marsha Aruan, Aisyah Aqilah, Teuku Rifnu Wikana, serta Meisya Siregar.

Film ini bercerita tentang Mala (Marsha Aruan) yang mengenal Tembang Lingsir karena diajarkan oleh ibunya sejak kecil. Setelah kejadian kebakaran misterius di rumahnya, Mala kehilangan suaranya. Setelahnya, Mala tinggal bersama Om Gatot (Teuku Rifnu Wikana) dan isterinya Tante Gladys (Meisya Siregar) bersama dua anaknya, Daisy (Aisyah Aqilah) dan Ronald, serta pembantu mereka, Mbok Rahma. Sejak kedatangan Mala, beberapa kejadian aneh pun mulai muncul. Mbok Rahma menganggap bahwa Mala yang menyebabkan peristiwa aneh di rumah tersebut. Namun, Mala merasa ada misteri besar yang membuat kekacauan di rumah tersebut.

Kisah film ini mengangkat misteri dibalik tembang Jawa, Lingsir Wengi yang konon digunakan untuk memanggil arwah kuntilanak serta makhluk halus lainnya. Namun, dalam film ini justru kebalikannya. Tembang ini digunakan untuk mengusir arwah jahat yang menyerang, seolah ini memiliki kekuatan luar biasa untuk mengalahkan roh jahat yang meneror. Sang Sutradara menyatakan bahwa film ini memadukan keindahan dan teror di mana penonton dimanjakan oleh lantunan tembang Lingsir Wengi dalam segmen horornya.

Baca Juga  The Guys

Secara keseluruhan cerita film ini kurang jelas dan seakan tidak utuh, dan terkadang membingungkan. Hubungan antar tokoh kurang dijelaskan latar belakangnya dan apa pengaruhnya dalam kehidupan Mala. Selain itu, banyak peristiwa tak dijelaskan motifnya. Tidak jelas, motif kehadiran sosok hantu perempuan yang datang ke Mala dan bermain gamelan. Daisy tiba-tiba menghilang secara perlahan ketika kekacauan dalam rumah mulai terjadi, namun pada adegan berikutnya, ketika kedua orang tuanya mencarinya, tiba-tiba ia begitu saja muncul dengan badan terlilit akar pohon. Bagaimana bisa?

Film ini memiliki gambar yang cukup memanjakan mata, namun sayangnya efek visual yang digunakan terlihat kurang halus. Formula estetik juga masih sama dengan film horor kebanyakan. Penggambaran sosok hantu pun kurang mengerikan dan tampak aneh, namun tertolong musik latar dan jump scare-nya cukup mengagetkan penonton di bioskop hingga terdengar jeritan di sana-sini.

Tembang Lingsir secara keseluruhan menghibur serta mampu meneror penontonnya, namun sisi ceritanya masih kurang memiliki motif kuat dalam menghadirkan tokoh-tokohnya. Film ini sebenarnya masih memiliki potensi cerita yang dapat dikembangkan jauh lebih baik lagi. Setidaknya, film ini juga mampu memberikan pesan kuat bahwa untuk membahagiakan keluarga tidak selalu diukur dengan materi, namun bagaimana saling menjaga satu sama lain, serta bersyukur dengan apa yang dimiliki tanpa rasa gengsi.

Eka Puspita Sari

WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
60 %
Artikel SebelumnyaGreen Book
Artikel BerikutnyaTerlalu Tampan
memberikan ulasan serta artikel tentang film yang sifatnya ringan, informatif, mendidik, dan mencerahkan. Kupasan film yang kami tawarkan lebih menekankan pada aspek cerita serta pendekatan sinematik yang ditawarkan sebuah film.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.