Get Out adalah film horor komedi, debut karya sineas dan komedian kulit hitam, Jordan Peele. Peele juga menjadi produser dan penulis naskahnya. Film ini dibintangi aktor-aktris yang belum banyak dikenal, seperti Daniel Kaluyaa, Allison Williams, Lil Rel Howery, hanya Catherine Keener yang relatif punya nama. Setelah rilis dua minggu lalu, film ini menarik perhatian besar pengamat film dan publik. Website top, Rotten Tomatoes memberi score 99% (225 fresh – 1 rotten), sebuah pencapaian yang sangat jarang sekali untuk sebuah film bioskop. Secara mengejutkan pula, film berbujet US$ 4,5 juta ini telah meraih angka lebih dari US$ 150 juta hanya dalam 2 minggu rilisnya. Agak mengejutkan pula film ini ternyata rilis di sini. Apakah film ini benar-benar seistimewa itu? Saya menontonnya tanpa ekspektasi apapun, tanpa melihat trailer, dengan hanya bermodal tahu adalah sebuah film low-bujet dengan tema rasis, kata beberapa website. Saya hanya bisa bilang, filmnya memang beda.
Plotnya sederhana saja. Pemuda berkulit hitam bernama Chris, memacari Rose, gadis berkulit putih, yang mengajaknya liburan weekend untuk bertemu keluarganya di sebuah wilayah terpencil. Chris tiba disana dengan perasaan was-was, dan merasakan beberapa kejanggalan setibanya di rumah orang tua Rose, yang sepertinya terlihat normal. Kejadian-kejadian aneh di rumah tersebut mempermainkan otaknya, mengaburkan batas antara mimpi dan kenyataan.
Plotnya jelas terlalu umum untuk genre thriller horor macam ini. Bahkan rasanya penikmat film sejati tidak sulit menduga alur plotnya yang gamblang sejak awal. Kita hanya semata penasaran menanti bagaimana proses dan ending-nya. Bedanya hanya, secara terang-terangan film ini memajang isu kulit putih dan kulit hitam. Dalam situasi sejenis, peran negro lazimnya mendapat peran minor. Dalam banyak film, seorang tokoh kulit hitam sering menceplos, “Orang negro akan mati duluan dalam situasi seperti ini!”. Namun tidak untuk film ini. Tidak seperti film bertema ras lainnya, film ini tidak bicara masalah kesetaraan ras, keharmonisan antar ras, bla bla bla, dan sebagainya, namun sederhananya hanya berbicara tentang pria kulit hitam biasa yang mencoba bertahan hidup. Belum pernah rasanya seumur-umur merasakan betapa nyamannya saya dengan karakter negro dalam situasi tersebut, dan betapa lega dan puasnya, ending filmnya dieksekusi demikian brutal.
Kisah filmnya jelas bisa berjalan demikian kuat karena dukungan kastingnya yang seluruhnya bermain sempurna. Kaluyaa bermain sangat meyakinkan, dan sosoknya memang pas dengan tokoh Chris yang penuh kebimbangan dalam hubungannya dengan pacarnya, Rose, yang juga dimainkan secara baik oleh Allison Williams. Tokoh Rod, yang diperankan Lil Rel Howery, jelas mencuri perhatian penonton dengan polah dan omongannya. Komedi verbal relatif hanya disajikan oleh tokoh ini sepanjang filmnya. Dari aspek lainnya, beberapa sisi teknis sedikit menonjol, seperti seringnya penggunaan close-up dalam shot-nya, serta ilustrasi musik, yang sangat baik membangun mood horor-komedi filmnya.
Tidak seperti plot horor konvensionalnya, Get Out menampar isu rasisme dengan komedi yang brilian tanpa harus mengagungkan kesetaraan ras. Jelas tidak banyak film yang menawarkan kisah dan isu sejenis secara gamblang, namun film ini mampu menyajikan semua dengan elegan. Semuanya bisa dibalik dengan cara yang sangat cerdas. Dengan isunya, rasanya Get Out memang lebih pas di negeri asalnya, namun film ini bisa memberikan inspirasi bagi kita, karena hal yang sama dengan isu berbeda, hingga kini pun masih terjadi di negeri kita. Get Out adalah sebuah contoh komedi satir yang memuaskan.
WATCH TRAILER