Now You See Me 2 (2016)

129 min|Action, Adventure, Comedy|10 Jun 2016
6.4Rating: 6.4 / 10 from 329,827 usersMetascore: 46
The Four Horsemen resurface, and are forcibly recruited by a tech genius to pull off their most impossible heist yet.

Setelah sukses besar film pertamanya kini sekuelnya rilis dengan bujet $90 juta. Para pemain topnya semua bermain kembali kecuali Isla Fisher yang digantikan Lizzy Chaplan. Melengkapi sederetan penampilan bintang adalah si penyihir Harry Potter, Daniel Ratcliff. Film pertamanya penuh dengan aksi sulap spektakuler dengan plot membingungkan dan kali ini pun relatif masih sama. Plot filmnya justru malah terlihat seperti versi lain dari seri film Ocean Eleven dan Mission Impossible.

The Four Horsemen: Daniel, Merrit, Jack, dan member baru Lula dibantu sang mentor Dylan, kembali muncul dengan gaya mereka yang khas namun diluar dugaan rencana mereka diganggu sosok misterius. Dengan cara yang diluar nalar secara mendadak mereka bisa berpindah lokasi ke Makau, Cina dan lalu bertemu dengan laki-laki bernama Walter Mabry. Di situasi yang serba membingungkan mereka mencoba untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi sekaligus mencari jalan keluar dari masalah ini.

Mirip seperti film pertamanya, plot berpindah dari satu karakter ke karakter lain dengan begitu cepat kadang tanpa bisa dicerna penonton. Para karakter utamanya dihadapkan pada situasi baru, kasus demi kasus, aksi demi aksi, tanpa kejelasan motif. Informasi cerita memang sengaja disimpan sebagai unsur kejutan di akhir. Menarik memang, namun siapa peduli. Sebenarnya apa motif mereka? Apa yang mereka cari? Problem cerita di film pertamanya mirip dengan ini. Mereka ingin menjawab pertanyaan besar namun penonton tidak pernah diajak benar-benar terlibat di dalamnya sehingga apa yang kita lihat di layar hanyalah berkesan aksi selebrasi di publik semata. Setelah mereka mendapatkan semua jawaban di akhir pun lantas untuk apa itu semua? Tidak ada satu hal pun yang bisa kita ambil selain hanya melihat mereka bersenang-senang.

Baca Juga  The Legend of Tarzan

Apa yang menjadi daya tarik filmnya adalah aksi sulap spektakuler. Masalah dengan ini adalah film sendiri adalah bahasa visual yang bisa memanipulasi ruang dan waktu melalui teknik editing dan jelas: efek visual (CGI). Sulap akan menarik jika kita melihat langsung dan mampu menipu mata dan pikiran kita. Sudah terlampau banyak film yang menipu mata kita dengan cara yang mengesankan, bagaimana sesuatu yang tak mungkin menjadi mungkin. Apa yang kita lihat di film ini tak ada lagi yang mengesankan secara visual. Apa kita harus terkesan dengan aksi Daniel ketika ia mampu menghentikan butir-butir air hujan atau kita terkesan dengan efek visualnya? Silahkan pilih sendiri.

Now You See Me 2 menawarkan apa yang ditawarkan pendahulunya, aksi selebrasi para bintang tanpa pesan yang jelas, serta aksi sulap penuh kejutan yang tak lagi mengejutkan. Kita bisa melihat para tokoh utama bersenang-senang tanpa kita sendiri bisa ikut bersenang-senang di dalamnya. Namun setidaknya di film ini kita bisa melihat penampilan bintang-bintang besar, seperti Jesse Eisenberg, Mark Rufallo, Woody Harrelson, Morgan Freeman, Michael Caine, hingga Daniel Ratcliffe, serta si manis Lizzy Chaplan bersenang-senang di tiap adegannya.

WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
overall
40 %
Artikel SebelumnyaZootopia Tembus $1M!
Artikel BerikutnyaThe Conjuring 2
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.