Ong-Bak

Sang Naga dari Thailand

0
1447

Ong-Bak: The Thai Warrior (2003)
105 min|Action, Crime, Thriller|11 Feb 2005
7.1Rating: 7.1 / 10 from 77,016 usersMetascore: 69
When the head of a statue sacred to a village is stolen, a young martial artist goes to the big city and finds himself taking on the underworld to retrieve it.

Film ini bercerita tentang sosok Ting (Tony Jaa), pemuda dari Desa Ban Nong Pradu. Desa ini diyakini akan terancam kekeringan dan dilanda bencana karena sebuah kepala patung buddha Ong-Bak telah hilang dicuri oleh orang kota. Dengan berbekal ilmu bela diri Thai Boxing yang telah lama ia latih bersama biksu, dan sedikit uang yang dikumpulkan oleh warga desa, Ting pergi mencari patung tersebut. Ting dibantu sepupunya, Hamle (Petchtai) untuk membantu melacak dimana patung Ong-Bak berada. Selama pencarian, Ting berulang-kali terlibat masalah akibat ulah sepupunya. Mereka harus berhadapan dengan gangster dan Ting terlibat pertarungan sengit dengan para petarung-petarung underground.

Lupakan cerita! Seperti kebanyakan film aksi beladiri cerita bukan tujuan utama namun kelebihan Ong-Bak ada pada adegan-adegan aksinya yang khas. Thai Boxing dengan gaya bertarung unik dan luwes yang mengandalkan lutut dan sikut mampu dikoreografi dengan sangat menawan sehingga begitu indah dinikmati. Setiap scene aksi tarung memiliki warna yang berbeda dari outdoor hingga indoor, dari jalanan kota, bar, hingga kuil. Aspek sinematografi dan editing sangat mendukung kuat aksi-aksi pertarungan ini melalui kombinasi sudut dan jarak kamera, permainan slow-motion, serta cut yang efektif. Sebagai teknik andalan, terutama untuk gerakan-gerakan aksi sulit atau berbahaya, meminjam film-film aksi Hong Kong menggunakan teknik overlapping editing, yakni mengulangi sebuah shot dari beberapa sudut yang berbeda. Seperti segmen aksi ketika Ting dan Hamle dikejar-kejar para preman di gang-gang beberapa kali menggunakan teknik ini.

Baca Juga  Special Delivery

Tony Jaa adalah bintang dalam film ini. Keahliannya dalam beladiri khas Thailand benar-benar dimanfaatkan secara maksimal, push the limit. Tony memang terbilang aktor baru namun hanya berbekal kemampuannya ini ia menjadi bintang besar. Musik latar benuansa tradisional juga menjadi pendukung kuat filmnya sebagai pengiring adegan-adegan aksinya. Secara keseluruhan saya memberikan acungan jempol untuk Prachya Pinkaew karena karena mampu menyuguhkan kemasan cerita yang pas untuk mendukung aksi-aksi spektakuler Tony Jaa. Kalau bisa dibandingkan dengan bintang-bintang laga di Asia, Tony Jaa terlihat mempunyai tiga karakter tokoh yang sebagai petarung terkenal di dunia film aksi Asia yaitu si legenda Bruce Lee, Jackie Chan dan Jet Li (kebetulan mereka bertiga juga merupakan idola Tony). Kecepatan, kelincahan serta ketangkasan dalam bertarung menjadi satu. Awesome!

WATCH TRAILER

Artikel SebelumnyaNang Nak
Artikel BerikutnyaFirst Love
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.