Perfilman kita boleh berbangga hati karena film klasik fenomenal kita, Lewat Djam Malam (After the Curfew/1954) garapan Usmar Ismail berhasil menarik minat National Museum of Singapore (NMS) yang memiliki program restorasi film-film Asia terpilih. Restorasi film ini berupaya untuk memperbaiki kualitas gambar dan audio sebuah film seperti kondisi aslinya atau bahkan lebih baik. Bekerja sama dengan Yayasan Konfiden dan Sinematek Indonesia, terpilihlah Lewat Djam Malam, atas saran dari JB Kristanto, salah satu pengamat dan sejarawan film kita. “Lewat Djam Malam dipilih karena film ini memiliki kualitas naratif serta signifikansi historis yang luar biasa. Film ini memuat sejumlah wawasan penting tentang masyarakat Asia Tenggara dan transisinya menjadi bangsa yang merdeka,” ungkap JB Kristanto. Film ini adalah pemenang Festival Film Indonesia yang pertama tahun 1955, sekalipun klasik namun isu yang diangkat pun masih relevan dengan masa sekarang, yaitu korupsi.

Awalnya, copy film ini dibawa ke laboratorium film, L’lmmagine Ritrovata di Bologna, Italia sejak bulan Januari tahun 2011 lalu. Proses ini tidak mudah, karena mengalami beberapa kendala. Jamur pada pita seluloid berakibat beberapa bagian rusak jika dibiarkan akan terus melebar dan bisa menyebabkan gambar hilang. Setelah masalah ini teratasi masalah lainnya adalah audio, terdapat beberapa segmen yang hilang. Durasi total suara yang hilang sekitar 1 menit 4 detik. Awalnya suara yang hilang akan di-dubbing atau menggantikannya dengan sub teks. Namun beruntung masih terdapat copy film lainnya di Sinematek dengan kualitas suara yang lebih baik, sehingga masalah ini dapat teratasi.

Restorasi Lewat Djam Malam didukung pula oleh World Cinema Foundation (WCF). WCF adalah yayasan yang didirikan oleh sineas kondang, Martin Scorcese. Hasil restorasi Lewat Djam Malam diputar pada ajang Cannes Film Festival ke-65 sesi Cannes Classic pada Mei 2012 lalu. Ini sangat membanggakan karena Lewat Djam Malam adalah film Indonesia pertama yang diputar pada sesi ini. Tanggal 21 Juni 2012 film ini diputar secara terbatas di jaringan bioskop 21 dan Blitzmegaplex, di kota Bandung dan Jakarta. Kota-kota besar lainnya dijadwalkan akan menyusul. Ini merupakan kesempatan langka bagi para pecinta film untuk bisa menikmati mahakarya anak bangsa. Semoga program restorasi ini tidak hanya berhenti pada Lewat Djam Malam namun film-film mahakarya kita lainnya.

Baca Juga  L.A Indie Movie 2012

Info selengkapnya perihal restorasi dan info seputar film Lewat Djam Malam bisa dilihat dalam blog lewatdjammalam.blogspot.com

WATCH TRAILER

Artikel SebelumnyaDi Timur Matahari, Impian Dari Timur Yang Belum Tercapai
Artikel BerikutnyaSoegija, 100% Garin dan tidak 100% Soegija
Menonton film sebagai sumber semangat dan hiburan. Mendalami ilmu sosial dan politik dan tertarik pada isu perempuan serta hak asasi manusia. Saat ini telah menyelesaikan studi magisternya dan menjadi akademisi ilmu komunikasi di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.