Tarot adalah film horor supernatural arahan duo sineas Spenser Cohen and Anna Halberg yang juga merupakan debut film feature mereka. Naskah film diadaptasi dari novel horor berjudul Horrorscope karya Nicholas Adams. Film ini dibintangi aktor-aktris muda, sebut saja Harriet Slater, Adain Bradley, Avantika Vandanapu, Wolfgang Novogratz, Humberly González, Larsen Thompson, dan Jacob Batalon. Dengan bermodal bujet USD 8 juta, akankah Tarot mampu menampilkan sesuatu yang segar untuk genrenya?
Enam muda-mudi, Haley (Harriet), Grant (Bradley), Paxton (Batalon), Paige (Vandanapu), Madeline (Gonzales), Lucas (Novograts), dan Elise (Thompson), menyewa sebuah rumah tua di pinggiran untuk merayakan ulang tahun Elise. Tanpa sengaja, mereka menemukan sebuah kartu tarot tua di ruang rubanah. Haley pun membacakan kartu tarot untuk masing-masing rekannya, termasuk dirinya. Sepeninggal dari sana, satu persatu dari mereka pun menjemput ajal dengan cara yang sama dengan pembacaan kartu tarot mereka.
Sebuah premis tipikal untuk film horor kutukan macam ini dengan banyak kelokan plotnya yang tak sulit diantisipasi. Kisah Tarot banyak mengingatkan pada seri Final Destination, di mana kematian mengincar korbannya satu persatu secara urut. Alur plot Tarot mengalir dengan cepat tanpa basa-basi dengan eksekusi brutal unik sesuai pembacaan kartunya. Intensitas ketegangan terjaga baik, hanya saja jump scare demi jump scare disajikan tanpa banyak eksplorasi yang segar. Kadang bahkan terasa terlalu berlama-lama. Sisi misteri juga bukanlah menjadi menu utama sajian horor ini yang cukup disajikan sekilas melalui satu karakter baru dan montage. Ini pun tidak mampu memberikan eksposisi yang memadai untuk filosofi permainan ini, selain sosok antagonisnya.
Tarot adalah satu horor tipikal yang mengedepankan jump scare dan minim cerita. Apa kalian tak lelah dengan horor berantagonis macam ini? Coba hitung saja, berapa banyak film horor yang menampilkan sosok roh pendendam yang mengincar orang-orang yang tak ada relasinya dengan apa yang terjadi dengan dirinya? Terlalu banyak. Film ini bukanlah satu horor thriller yang membekas layaknya seri Final Destination, selain Batalon yang selalu tampil mencuri perhatian. Bahkan satu joke laba-laba pun sempat terlontar. Di luar jump scare dan penampilan Batalon, Tarot tidak memiliki sengatan yang cukup untuk menjadikan satu horor bekelas. Namun, dari sisi komersial rasanya tak sulit untuk dicapai, mengingat bujetnya yang relatif kecil.