Brahms: The Boy II (2020)
86 min|Drama, Horror, Mystery|21 Feb 2020
4.7Rating: 4.7 / 10 from 19,946 usersMetascore: 29
After a family moves into the Heelshire Mansion, their young son soon makes friends with a life-like doll called Brahms.

Brahms: The Boy II merupakan sekuel dari The Boy yang kini masih digarap oleh William Brent Bell. Film orisinalnya yang sukses, jelas menjadi motif utama produksi sekuelnya. Padahal cerita The Boy sudah berakhir tuntas, lantas kisahnya mau berlanjut seperti apa lagi? Industri film, pada era kini, sudah tidak ada yang tak mungkin. Sang bintang, Katie Holmes yang lama tak muncul, kini tampil sebagai tokoh utama, bermain dalam genre yang jarang sekali ia perankan. Wajah pemain lainnya yang familiar adalah Ralph Ineson walau ia hanya tampil sebagai pendukung.      

Setelah musibah perampokan yang dialami di apartemen mereka di London, Liza, beserta putranya Sean, mengalami trauma berat. Liza sering berhalusinasi dalam tidurnya sementara Sean, sudah tak lagi mau berbicara. Bersama sang suami, mereka akhirnya memutuskan untuk pindah ke wilayah pedesaan yang tenang. Rumah baru mereka ternyata tak jauh dari rumah tua keluarga Heelshire (dikisahkan pada film pertama). Ketika mereka berjalan-jalan di sekitar rumah, Sean menemukan sebuah boneka laki-laki. Sejak boneka Brahms, tinggal bersama mereka, Sean lambat laun berubah dan keanehan pun mulai terjadi. Bertarung dengan kewarasannya, Liza akhirnya menyadari bahwa sang boneka bukanlah boneka mainan biasa.

Tak jelas, kini sekuelnya berada dalam masa waktu kapan setelah peristiwa film pertama. Tampak ada kontinuiti yang lepas dari kisah filmnya. Di penutup film pertama, Brahms masih hidup bukan? Atau tidak? Di mana dia sekarang? Kisah sederhana di film pertama mendadak menjadi rumit. Sisi supernatural masuk ke dalam plotnya yang menjadikan semuanya menjadi tak masuk akal. Sejak awal, plotnya sudah terlalu jamak untuk genrenya dan mudah sekali ditebak arahnya. Plotnya hanya ada 2 opsi, Brahms itu nyata atau sang ibu yang berhalusinasi? Saya menanti kejutan. Pada akhirnya, hanya nol besar.

Baca Juga  The Green Hornet, Komedi Superhero Milik Rogen atau Gondry?

Brahms: The Boy II adalah sekuel yang sama sekali tidak perlu dengan pendekatan cerita yang sudah terlalu familiar untuk genrenya. Tak ada satu aspek pun yang menarik dalam kisah maupun sisi estetiknya. Nothing. The Boy setidaknya punya usaha untuk membuat sesuatu yang segar, namun sekuelnya kini berusaha pun tidak. Bagi fans horor, lewati saja film yang satu ini, hanya membuang uang dan waktu.

PENILAIAN KAMI
Overall
20 %
Artikel SebelumnyaMilea: Suara dari Dilan
Artikel BerikutnyaRetrospeksi Film Pendek Montase: Reco
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.