Penikmat permainan konsol tentu tak asing dengan sosok landak super cepat berwarna biru ini. Sonic the Hedgehog adalah film aksi petualangan yang diadaptasi dari game legendaris Sonic milik SEGA. Sonic digarap oleh sineas debutan Jeff Fowler dengan dibintangi komedian legendaris era 1990-an, Jim Carrey. Film berbujet USD 80-95 juta ini juga dibintangi James Marsden, Tika Sumpter, serta Ben Scwartz sebagai pengisi suara Sonic. Dari sekian banyak film adaptasi game, apakah kali ini Sonic menawarkan sesuatu yang berbeda?
Alkisah Sonic adalah mahluk asing yang bersembunyi dari planet ke planet untuk menghindari pihak-pihak yang ingin memanfaatkan kekuatan supernya. Sonic kini telah sekian lama hidup damai di Planet Bumi. Walau kesepian, dengan caranya ia mencoba untuk menjadi bagian dari kehidupan di kota kecil Greenville, Montana. Ia tahu semua orang di kota, walau nyaris tak ada seorang pun yang pernah melihatnya secara langsung. Idolanya adalah Tom, sang sherrif kota. Akhirnya, pihak pemerintah pun mengetahui keberadaan mahluk asing di Greenhill dan mengirim ilmuwan eksentrik, Dr. Robotnik.
Bagi penikmat game-nya, film ini tentu sangat menggugah rasa nostalgia. Walau dulu bukan game favorit saya sewaktu bermain konsol Dreamcast tetapi permainan ini memang menghibur karena visualnya yang dinamis. Filmnya pun, pada pembuka sempat menyajikan visual game-nya sebelum kisahnya bergerak ke dunia nyata alias Planet Bumi. Di babak pertama, di luar dugaan, kisahnya disajikan menarik dan atraktif hingga kita pun mudah berempati dengan Sonic secepat sosok ini berlari. Sayangnya, kisahnya mendadak berubah menjadi terlalu gamblang dan memaksa justru ketika sosok Robotnik muncul. Arah film menjadi mudah diantisipasi dan mengalir dengan ringan tanpa kejutan berarti hingga akhir.
Jim Carrey jelas menjadi perhatian utama di sini ketimbang sosok “CGI” Sonic. Bagi pengagum sang komedian, film ini jelas menjadi pelipur lara setelah sekian lama sang “detektif binatang peliharaan” ini menghilang dari gemerlap industri film selama belasan tahun. Jim bermain persis sama seperti di masa-masa jayanya dengan gaya bicara dan mimik wajah yang khas. Bahkan di film ini, Jim tidak tampak menua sama sekali. Walau gaya banyolnya terhitung lawas, namun Jim mampu menampilkan trik-trik humor dan celotehan tanpa keluar dari perannya (tak berlebihan).
Walau beberapa aksi dan visualnya memang menghibur, namun Sonic The Hedgehog tak banyak menawarkan sesuatu yang segar, kecuali sosok komedian ikonik Jim Carrey yang kembali dengan gaya komedi lamanya. Saya berharap sang aktor bisa come back ke industri film. Filmnya yang menyisipkan banyak tribute film populer lainnya juga menjadi hiburan tersendiri bagi penikmat film. Sosok Sonic sendiri, kini juga tak bisa terbilang orisinal dalam medium film modern karena hanya merupakan kombinasi dari karakter The Flash dan Doctor Strange, walau genrenya berbeda. Film ini ditutup dengan kemungkinan potensi sekuelnya dengan memunculkan karakter populer lainnya dalam permainan game-nya. Saya tak antusias dan cuma berharap Jim masih ada di sekuelnya.