Bad Times at the El Royale adalah film thriller kriminal unik yang ditulis dan digarap oleh Drew Goddard. Goddard terakhir menggarap film horor unik, The Cabin in The Woods (2012) yang juga sekaligus karya debutnya. Ia juga penulis naskah film-film berkualitas, yakni Cloverfield, World War Z, hingga The Martian. El Royale dibintangi sederetan kasting ternama,yakni Jeff Bridges, Jon Hamm, Dakota Johnson, hingga Chris Hemsworth. Film berdurasi 141 menit ini diproduksi dengan bujet US$ 32 juta.
Alkisah Hotel El Royale adalah sebuah hotel kecil dan sepi di wilayah perbatasan Nevada-California. Suatu ketika, El Royale kedatangan beberapa tamu unik, yakni Flynn seorang pendeta tua, Sullivan seorang salesman, Darlene seorang penyanyi latar, dan seorang gadis hippie bernama Emily. Mereka disambut satu-satunya karyawan hotel, pemuda bernama Miles. Mereka semua ternyata memiliki agenda tersembunyi yang secara tak sengaja terlibat konflik kepentingan satu sama lain hingga situasi berubah menjadi kacau balau.
Satu keunikan film ini adalah cara bertuturnya yang unik dengan menggunakan pembabakan setiap tokohnya. Babak pertengahan filmnya dituturkan melalui pola nonlinier dengan kombinasi segmen kilas-balik. Segmen pembuka filmnya, dibuka dengan sangat baik melalui montage mengesankan yang menggambarkan salah satu latar kisah tokohnya. Tokoh demi tokoh yang misterius diperkenalkan dan berjalannya cerita, latar belakang mereka mulai terungkap. Kisahnya pun dipenuhi kejutan demi kejutan walau secara simultan melalui segmen kilas baliknya, arah cerita mulai terlihat. Sebuah satu penuturan mengesankan yang mengingatkan pada film garapan Quentin Tarantino, The Hateful Eight. Walau demikian, banyak adegan di babak awal dan klimaks terasa seolah mengulur waktu dan sedikit membosankan sehingga durasi terasa begitu panjang dan melelahkan. Berbeda dengan Hateful Eight yang berdurasi lebih panjang (168 menit), namun dialog-dialognya yang cerdas serta para tokohnya yang eksentrik membuatnya lebih bergairah untuk dinikmati. Chris Hemsworth memang bermain di luar kebiasaan, namun sosoknya tetap terasa kurang meyakinkan sebagai dewa “hippie”.
Tak dipungkiri, film ini memiliki setting dan tata sinematografi yang menawan. Entah mengapa, sejak adegan pembuka yang demikian mengesankan, filmnya tak mampu lagi melebihi pencapaian ini. Setting hotel yang demikian mengagumkan dengan lobi, kamar, hingga lorong rahasia di balik masing-masing kamar memang disajikan bagitu baik, namun terasa ada sesuatu yang hilang berjalannya cerita. Setting tidak lagi menjadi bagian cerita tapi hanya sekedar pengisi adegan yang tidak lagi memiliki jiwa dan tidak lagi terasa istimewa. Walau tak bisa disandingkan, El Royale banyak mengingatkan pada Psycho garapan sang master sinema yang memiliki kemiripan setting. Setting motel maupun rumah tinggal Norman Bates seolah mampu bercerita dan menjadi saksi dari kejadian mengerikan di sana. Tata sinematografi yang mengesankan di El Royale juga tak mampu banyak menolong ini.
Bad Times at the El Royale didukung penampilan para kastingnya dan setting yang apik dengan cara bertutur unik walau durasinya terasa begitu lama. Walau terhitung semua tokohnya bermain meyakinkan, namun Jon Hamm dan Jeff Bridges patut mendapat poin lebih. Saya justru mencari poin lebih filmnya melalui pesan terselubungnya. Sesuai latar cerita 1960-an, di mana AS kala itu penuh dengan masalah politik dan transisi budaya yang kompleks, seperti perang dingin, awal perang Vietnam, perlombaan roket ke Bulan, invasi budaya pop Eropa, maraknya budaya hippies di kalangan remaja, serta banyak lainnya. Film ini secara sederhana mungkin ingin menggambarkan ini semua dalam satu dunia kecil bernama Hotel El Royale, di mana segala sesuatunya serba abu-abu, tak ada yang benar dan salah, bobroknya moral dan nilai keluarga, dan semua orang tak lagi bisa dipercaya.
WATCH TRAILER