Cobweb (2023)
88 min|Horror, Thriller|19 Jul 2023
5.9Rating: 5.9 / 10 from 10,840 usersMetascore: 50
An eight-year-old boy tries to investigate the mysterious knocking sounds that are coming from inside the walls of his house, unveiling a dark secret that his sinister parents have kept hidden from him.

Cobweb merupakan film horor thriller arahan sineas debutan Samuel Bodin. Film ini dibintangi Lizzy Caplan, Woody Norman, Cleopatra Coleman, dan Antony Starr. Film berdurasi 88 menit ini sempat mendapat rilis teater sebelum tayang dalam platform streaming Prime Video minggu lalu. Apa lagi yang kini ditawarkan Cobweb untuk bersaing di genrenya?

Peter (Norman) tinggal bersama ayah ibunya, Mark (Starr) dan Carol (Caplan) di sebuah lingkungan perumahan yang sepi. Sewaktu malam, Peter mulai terganggu suara-suara di dinding hingga suatu ketika suara tersebut memanggil namanya. Ayah dan ibunya yang berperangai aneh tidak menggubrisnya, seolah ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Hingga suatu ketika, Peter pun berkomunikasi dengan suara seorang gadis kecil dari balik dinding. Gadis misterius tersebut menguak rahasia besar terkait kedua orang tuanya.

Horor penuh twist macam Cobweb memang sudah beberapa kali kita temui, terakhir yang mampu memberi kejutan besar contohnya Barbarian. Namun tidak seperti Barbarian yang memiliki penuturan unik, Cobweb semata hanya turunan dan kombinasi dari beberapa jenis plot horor yang sebenarnya sudah jamak.

Pertama adalah sisi misteri. Separuh durasi awal, Cobweb mampu membangun sisi misterinya dengan amat rapi. Adegan demi adegan memancing rasa penasaran karena kita tak tahu situasi apa yang sebenarnya dihadapi Peter. Sikap kedua orang tua Peter yang diperankan dengan sangat baik oleh Caplan dan Starr, seolah mengalihkan kita ke masalah yang sesungguhnya (Peran Starr sebagai Mark mengingatkan banyak pada sosok Norman Bates dalam Psycho). Bagi penikmat horor sejati, rasanya tak sulit diantisipasi arah kisahnya. Benar saja, tempo plot yang lambat mendadak berubah menjadi demikian intens bak film aksi alien/slasher yang bergerak tanpa henti.

Baca Juga  End of Watch

(spoiler alert)

Sang monster bisa kita ibaratkan sebagai sosok Alien. Hanya saja setting-nya kali ini di rumah tinggal. Pada babak ketiga (sekitar 25 menit akhir) aksi-aksinya luar biasa intens. Bak tukang jagal, sang monster memburu mangsanya dengan gayanya yang khas. Titelnya sudah mengindikasikan para korbannya yang terperangkap dalam jaring maut yang menjadi wilayah teritorinya. Untuk genrenya, boleh jadi Cobweb adalah salah satu yang paling efektif dalam menyajikan aksi ketegangannya. Hanya sayangnya, latar kisahnya sedikit mengganjal. Jika sang monster sudah sekian lama berada di sana, mengapa ia harus mengambil momen saat ini,? Toh Peter selama ini juga ada di sana. Mengapa Mark dan Carol tidak menyingkirkannya sejak dulu jika ia begitu berbahaya? Sebenarnya masih banyak hal mengganjal lainnya.

Cobweb merupakan satu horor unik yang memadukan sisi misteri dan ketegangan ala plot alien/slasher. Dari sisi genrenya, tak ada eksplorasi baru di sini selain hanya pengolahan tempo cerita serta sosok sang monster yang unik. Dari sisi horor, tak banyak aksi jump scare yang mengagetkan seperti film horor kebanyakan, namun pembangunan atmosfir eksterior dan interiornya patut diacungi jempol. Sineas debutan Samuel Bodin terbukti memiliki talenta yang cakap dalam mengemas sisi misteri dan serta aksi-aksinya. Kita tunggu karya sang sineas berikutnya. Untuk penikmat horor, rasanya Cobweb tak boleh dilewatkan.

1
2
PENILAIAN KAMI
overall
70 %
Artikel SebelumnyaHeart of Stone
Artikel BerikutnyaBlue Beetle
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.