Dua telur yang pecah memiliki nasib yang berlainan. Yang satu berubah menjadi Gudetama, dengan penampilan kuning telur yang asyik bermalasan di alas putih telurnya. Telur lainnya berubah jadi anak ayam yang lincah bernama Shakipiyo.
“Because there’s no expiration date on believing,” – Shakipiyo
Shakipiyo bersemangat mencari induknya. Alih-alih induk ayam yang penyayang, anak ayam ini malah bertemu dengan Gudetama yang pemalas. Shakipiyo kemudian memaksa Gudetama ikut bersamanya mencari induk mereka. Itulah awal perjalanan keduanya yang dikisahkan dalam serial anime Netflix berjudul Gudetama: An Eggcellent Adventure.
Perjalanan mereka mencari induk ayam tak berjalan mulus. Beberapa kali nyawa mereka hampir melayang. Mereka kemudian juga menyadari ancaman bagi telur selain dimakan adalah membusuk. Apakah perjalanan mereka bakal berhasil?
Poster film anime ini langsung menarik perhatian. Seekor anak ayam berbulu kuning nampak mendorong troli yang isinya adalah telur mentah yang memiliki wajah pemalas. Nampak menggemaskan.
Ceritanya untunglah juga semenarik posternya. Dengan durasi pendek-pendek, 9-16 menit, serial yang hanya terdiri dari sepuluh episode ini pun tak terasa begitu cepat dituntaskan. Ceritanya imajinatif, menghibur, dan juga menyentuh.
Bagaimana tidak imajinatif, seekor anak ayam bertualang bersama telur mentah berkeliling Jepang mencari induk ayam. Si telur mentah bisa tetap hidup, tak segera membusuk asal mengonsumsi kecap asin.
Para telur ayam di sini juga hadir dalam berbagai wujud. Ada telur rebus, telur pitan, telur ikan, dan telur-telur lainnya yang telah dimasak manusia. Mereka jika bertemu, bisa berkomunikasi dengan bahasa universal yang sama-sama dipahami keduanya.
Cerita dalam serial anime ini semakin imajinatif karena beberapa karakter di sini juga digambarkan bisa berinteraksi dengan manusia. Ya, ada manusia tertentu yang digambarkan bisa melihat telur mentah yang bergerak dan berbicara.
Dari segi desain karakter, desain Gudetama dan Shakipiyo setia dengan versi orisinalnya. Karakter Gudetama sendiri diciptakan oleh Emi Nagashima dari Sanrio pada tahun 2013. Serial pendeknya hadir pada 2014-2020 dan mendapat sambutan hangat dari berbagai lapisan usia.
Desain karakter Gudetama dan Shakipiyo memang bikin gemas. Gudetama dengan posenya yang wajah dan tubuhnya yang selalu nampak malas. Sedangkan Shakipiyo nampak imut dengan bagian cangkang yang ia gunakan seperti baju. Lalu ia ubah cangkang tersebut jadi seperti troli apabila ia bepergian dengan Gudetama.
Gudetama versi Netflix dirilis 13 Desember 2022. animasinya menggunakan 3D sehingga gambarnya nampak lebih hidup. Dalam serial Netflix ini animasi disandingkan dengan live action alias live-action animated film seperti dalam film Space Jam dan Smurf.
Telur dan ayam di sini dari dunia animasi sedangkan sosok manusia dan alam sekitarnya adalah nyata. Interaksi antara manusia dan karakter animenya cukup mulus, sehingga bisa membuat penonton percaya ada kalangan yang bisa melihat dan berbicara dengan dua karakter anime imut tersebut.
Rasanya tak cukup cerita Gudetama dan Shakipiyo ini hanya satu musim. Kerja yang bagus dari sutradara Motonori Sakakibara juga para pengisi suara dan pemeran seperti Shunsuke Takeuchi dan Seiran Fukushima. Apabila melihat akhir cerita dan respon penonton, bakal ada musim berikutnya. Semoga.