Mr. & Mrs. Smith adalah seri komedi-roman spionase yang naskahnya diinspirasi dari film bertitel sama (2005) yang dibintangi Brad Pitt dan Angelina Jolie. Seri bertotal 9 episode ini berdurasi rata-rata 50 menit yang dirilis oleh platform Prime Video. Bermain dalam seri ini adalah Donald Glover dan Maya Erskin, serta beberapa nama besar, sebut saja Paul Dano, Alexander Skarsgård, Eiza González, John Turturro, Sarah Paulson, hingga Ron Perlman.

Satu agensi mata-mata mempertemukan pasangan muda, yakni John (Glover) dan Jane (Erskin) untuk menjalankan misi rahasia mereka. Dalam skenario, mereka berdua menikah dan tinggal bersama dalam satu flat mewah, menanti arahan misi dari pimpinan. Misi demi misi berlalu, tak semua sukses, namun hubungan keduanya justru semakin intim. Hal ini membuat misi seringkali terganggu akibat sisi emosional dan konflik personal di antara mereka. Bahkan mereka pun sempat berkonsultasi pada terapis. Konflik makin memuncak ketika agensi mulai campur tangan.

Berbeda dengan film yang dibintangi Jolie dan Pitt yang didominasi aksi, kini serinya justru menekankan pada relasi dan kedekatan antara John dan Jane. Aksi-aksi heboh (didominasi kejar mengejar) memang masih disajikan dalam beberapa episode melalui setting eksotis di banyak lokasi, walau ini pun hanya menjadi pemantik untuk menguatkan perasaan mereka satu sama lain. Dialog ringan yang berujung adu mulut seringkali adalah bukan masalah pekerjaan, namun adalah letupan-letupan emosi akibat mereka selalu membawa perasaan (baper). Ini yang menjadi sisi kekuatan terbesar seri ini dibandingkan film-film lain di genrenya.

Glover dan Erskin, yang awalnya terasa kurang menjanjikan, terlihat makin solid dari waktu ke waktu. Naskahnya dengan cerdik mampu menggiring kita secara sabar, di mana mereka mampu berinteraksi begitu natural dalam situasi yang sangat tak wajar dalam hubungan “rumah tangga”. Keduanya bermain konsisten dan impresif dalam satu peran yang tak mudah dibawakan hingga sekian episode. Segala emosi tumpah ruah dalam episode pungkas yang secara cerdik membiarkan penonton untuk berandai-andai dengan fantasi kita masing-masing.

Baca Juga  Resort to Love

Mr. & Mrs. Smith adalah pencapaian langka untuk genrenya, didominasi kuat chemistry dua protagonisnya yang diperankan memikat oleh dua bintangnya, serta pula selera humor berkelas. Bisa kita ibaratkan, seri ini adalah metafora suka duka kehidupan rumah tangga (suami-istri) yang selalu dibumbui emosi, rasa cemburu, saling menyalahkan, hingga ego. Satu episode brilian “Coupled Therapy” menggambarkan ini semua dengan cara berkelas, melalui dialog, sisi humor, hingga aksinya. Walau, ending-nya terasa agak memaksa dengan serum “absurd”, namun tidak lantas mengurangi eksplorasi segar dari tipikal genrenya. Mr. & Mrs. Smith adalah satu tontonan menghibur, khususnya bagi fans genrenya.

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
80 %
Artikel SebelumnyaPasutri Gaje
Artikel BerikutnyaMadame Web
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.