Quantum of Solace (2008)

N/A|Action, Adventure, Drama, Romance, Thriller|31 Oct 2008
6.7Rating: 6.7 / 10 from 8,296 usersMetascore: N/A
James Bond battles the evil Quantum organization as well as a new enemy.

Film James Bond terbaru, Quantum of Solace (2008) merupakan sekuel langsung dari film sebelumnya, Casino Royale (2006) yang juga masih dibintangi aktor Inggris, Daniel Craig sebagai sang agen 007. Uniknya, Quantum of Solace (QoS) diarahkan oleh Mark Foster yang memproduksi film-film drama berkualitas, seperti Monster Ball (2001), Finding Neverland (2004), hingga The Kite Runner (2007). Seperti pada empat film Bond sebelumnya, aktris kawakan, Judi Dench kembali berperan sebagai M. Bermain sebagai cewek Bond kali ini adalah Olga Kurylenko.

Setelah kematian Vesper dalam film sebelumnya, Bond (Craig) terus memburu siapa dalang dibalik semuanya. Penyelidikan Bond mengarah pada sebuah organisasi kriminal terselubung bernama Qos yang beranggotakan tokoh-tokoh berpengaruh dari berbagai negara. Rencana besar QoS melalui pelaksananya, Dominic Greene (Mathieu Almaric) kali ini adalah membantu Jendral Medrano menjadi presiden Bolivia dengan imbal balik kepemilikan sebuah areal gurun yang ternyata berisi sumber daya alam bernilai tinggi. Dengan dibantu Camille (Kurylenko) yang ingin membalaskan dendam keluarganya pada Medrano, Bond berusaha menggagalkan rencana QoS sekaligus membalaskan dendam kematian Vesper.

“Casino Royale Vol.2”, tak ada yang lebih pas selain dari “judul” film ini untuk menggambarkan semua aspek dalam QoS. QoS dan Casino Royale merupakan satu kesatuan film utuh yang dipecah menjadi dua. Sejak adegan pembuka film, kisahnya benar-benar langsung menyambung dengan ending Casino Royale. Penonton yang sama sekali belum pernah menonton Casino Royale dijamin bakal kesulitan mengikuti alur ceritanya karena QoS bersinggungan dengan alur cerita serta karakter-karakter penting film terdahulu, yakni Vesper, Mr. White, Matthis, serta Felix. Sekedar anjuran awal, jangan menonton filmnya jika belum menonton Casino Royale.

Bicara soal plot, QoS mampu memberikan sesuatu yang lebih ketimbang Casino Royale. Bond menghadapi masalah yang jauh lebih pelik baik dirinya sendiri maupun lawan-lawan yang dihadapinya. Bond dengan caranya yang cenderung brutal menyingkirkan seluruh orang-orang yang menghalangi jalannya. Ia bahkan kembali mengacuhkan petuah M untuk berpikir sebelum bertindak. Cintanya pada Vesper (selalu disangkalnya) membutakan nurani dan instingnya hingga berakibat fatal bagi kawan-kawan dekatnya. Musuh-musuh Bond kali ini juga tidak memiliki karisma kuat seperti film-film Bond terdahulu. QoS merupakan sebuah organisasi tersamar dengan jalur birokrasi yang masih misterius hingga sulit dibedakan mana lawan dan mana kawan. “We’re everywhere”, seperti kata Mr. White.

Seperti film-film Bond lazimnya, QoS masih berisi pula sekuen pembuka yang khas, aksi-aksi yang menegangkan, setting eksotis di berbagai negara, peralatan spionase canggih, hingga wanita-wanita cantik. Seperti halnya sekuen pembuka Casino Royale, QoS tercatat pula merupakan sekuen pembuka terpendek dibandingkan film-film Bond sebelumnya. Latar untuk theme song-nya pun masih memakai gaya (animasi) yang sama dengan Casino Royale. Sedikit berbeda adalah penggunaan tittle (teks) yang unik untuk memberikan informasi lokasi cerita. Seperti di awal pembuka film, tertulis “Siena, Italy” dengan ukuran font yang sama besarnya dengan judul filmnya. Teknik lain juga teks disamarkan melalui setting, seperti “London” yang tertulis pada permukaan aspal jalanan. Entah apa motifnya, mungkin hanya sekedar gaya, namun teknik ini digunakan setiap kali berganti lokasi cerita. Bicara soal cewek Bond, barangkali Qos adalah yang paling unik diantara film-film Bond lainnya. Tokoh Camille rasanya merupakan satu-satunya cewek Bond yang tidak ditiduri James Bond dalam filmnya! Poor Camille… Mungkin satu hal yang dirasa kurang (terutama bagi fans berat 007) adalah peralatan canggih yang menjadi ciri khas film-film Bond. Satu-satunya peralatan canggih yang digunakan hanyalah handphone yang berfungsi sebagai GPS serta kamera. Entah kapan karakter Q muncul… I miss him… (jangan-jangan nanti cewek)…

Baca Juga  The Twilight Saga: Breaking Dawn Part II

Tidak seperti Casino Royale, QoS tercatat lebih sarat adegan aksi. Semua adegan aksinya juga masih menggunakan pendekatan yang sama dengan Casino Royale, yakni lebih realistik tanpa aksi-aksi yang “wah” (berlebihan) namun dengan tempo yang lebih cepat. Contoh paling mengesankan adalah aksi kejar-mengejar seru dalam sekuen pembuka. Adegan aksinya disajikan begitu memacu adrenalin dengan menggunakan kombinasi teknik fast-cut, shot-shot dekat, sudut-sudut kamera unik, hingga handheld camera. Teknik editing serta shot-nya yang “brutal” (sampai penonton kehilangan orientasi) tampak begitu pas dengan adegannya. I really like it! Entah mengapa adegan-adegan aksi setelahnya menjadi sedikit lebih halus. Walau masih menggunakan teknik yang sama namun aksi-aksi seru yang ditampilkan terasa agak kurang menggigit, seperti misalnya aksi kejar-mengejar speedboat dan pesawat. Beberapa teknik lain yang juga berkesan adalah penggunaan teknik crosscutting yang begitu elegan, satu contohnya seperti pada awal film, ketika M dan Bond yang menginterogasi Mr. White (di sebuah basement) yang beberapa kali dipotong dengan balapan kuda (di atas mereka).

Baik Casino Royale maupun Quantum of Solace merupakan film-film pendahulu sebagai latar kisah pembentuk karakter James Bond yang sesungguhnya dan sejauh ini Craig pun masih bermain prima. Casino Royale merupakan sebuah proses belajar bagi Bond untuk tidak mempercayai siapa pun dalam misi-misinya. Sementara QoS juga masih sebuah proses belajar untuk tidak mencampuradukkan amarah pribadi (dendam) dengan tugasnya. Agak sedikit janggal mengingat pada ending Casino Royale telah memberi kesan jika Bond telah menemukan jati dirinya, “My name is Bond… James Bond”, ucapnya dingin dengan latar musik tema Bond yang khas. Ok sepertinya ini bukan masalah.. toh sepanjang film QoS pun, tidak hingga akhir film musik tema Bond dilantunkan, bukti jika Bond memang belum layak mendapatkannya. I hope Bond next film will be better… these two films are very well made but I really miss the old Bond movies.

WATCH TRAILER

PENILAIAN KAMI
Overall
80 %
Artikel SebelumnyaLaskar Pelangi
Artikel BerikutnyaMax Payne
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

1 TANGGAPAN

  1. Yups bener ulasannya, emang di pembukaan bond khususnya di 2 film ini aq dapat katakan kurang spektakuler,dan untuk QOS digunakan teknik fast cut, shot-shot dekat agak tidak enak nontonnya serasa duduk disamping bond,mungkin hampir mirip dengan gaya film karya michael mann. Untuk adegan perkelahian mirip banget dengan serial bourne ( apa ini menjadi tren ).Di 2 film bond ini lebih difokuskan ke sisi psikologis dimana untuk menjadi seorang agen 007 sangat berat …..

  2. emang iya, kayaknya bisa aja klo dibilang tren gaya. sepertinya gak cuma film-film mann & greengrass, banyak sineas saat ini nyaris selalu make gaya ini untuk adegan aksinya.. sepertinya alasannya spy lebih realistik…

  3. Kayak bukan Film Bond ya… 🙂
    Casino Royal menurut saya sudah cukup sebagai awal Film Bond…..
    tapi ya… sebagai film action Quantum of Solace lumayanlah…..

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.