Beckett adalah film thriller arahan sineas Italia Ferdinando Cito Filamarino. Film yang dirilis Netflix ini dibintangi oleh aktor yang tengah naik daun, John David Washington, lalu Boyd Halbrook dan Alicia Vikander. Film thriller sejenis sudah padat di genrenya, Beckett kini mencoba membuat perbedaan dengan menggunakan sisi eksotisme lokal pada setting kisahnya.

Sepasang warga AS, Beckett (Washington) dan pacarnya, Steph (Vikander) tengah berlibur di wilayah pelosok di Yunani. Malangnya, mereka berdua terlibat dalam kecelakaan mobil yang berujung fatal. Sewaktu Beckett meninjau lokasi kecelakaan mobilnya, mendadak ia diburu oknum polisi yang tidak segan membunuhnya. Beckett hanya bisa menghindar dan berlari sambil mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tanpa disadari, ia menjadi saksi satu konspirasi besar yang melibatkan pemilihan kekuasaan yang tengah panas-panasnya di negara tersebut.

Lambat di babak pertama, alur plotnya berubah total sejak titik balik kisah pertama. Pengembangan kisahnya nyaris tanpa jeda mengikuti sosok karakter utama. Kisahnya berpindah cepat dari satu lokasi eksotis ke lokasi eksotis lainnya, yakni perbukitan, hutan, desa, stasiun, kereta api, hingga jalanan kota. Ancaman terasa begitu nyata dan sisi misteri pun terbangun dengan apik. Rasa penarasan kita selalu terusik dari momen ke momen karena kita pun selalu bertanya apa yang tengah terjadi. Ketegangan tanpa henti dieksekusi pula dengan klimaks yang mengejutkan. Sebuah thriller komplit.

Eksotisme lokasi di Yunani menjadi nilai lebih film ini. Panaroma khas lokal, baik wilayah pedesaan hingga di suasana sudut-sudut kota dipilih dengan apik. Seingat saya baru ini, satu film penuh berlokasi di wilayah negeri para dewa ini. Aksinya memang tidak seheboh seri Mission Impossible, Bourne, atau James Bond, namun cukup untuk kisahnya. Washington sendiri juga bermain bagus untuk perannya, dan sosoknya memang bukan jagoan seperti disebut di atas. Bagi yang mengharap aksi lebih, bisa jadi bakal kecewa.

Baca Juga  Angel Has Fallen

Beckett adalah sebuah thriller komplit dengan sisi ketegangan tinggi dan lokasi eksotisnya, walau aksinya tidak selevel film-film blockbuster genrenya. Satu sisi kelemahan filmnya adalah gaya penyutradaraannya yang terkesan indie sehingga shot-shotnya tidak terasa wah. Sebagai tontonan ringan bagi penikmat aksi dan thriller, Beckett adalah film yang menghibur, sembari kita menunggu seri baru Bond rilis.

 

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
70 %
Artikel SebelumnyaThe Swarm
Artikel BerikutnyaCODA
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.