Episode #3.24 (1996)
N/A|Comedy, Music, Talk-Show|09 Feb 1996
Rating: Metascore: N/A
N/A

Kimi adalah film thriller pembunuhan garapan sineas kawakan Steven Soderberg dan diproduseri dan ditulis oleh produser tenar Davip Koepp. Film ini dibintangi oleh Zoe Kravits, Rita Wilson, serta Byron Bowers. Film produksi Warner Bros. ini dirilis streaming oleh platform HBO MAX minggu lalu. Lagi, tema CoVID-19 menjadi bagian dari alur film, dan Kimi di luar dugaan adalah salah satu contoh yang terbaik. Soderberg rupanya masih dalam performa terbaiknya.

Angela (Kravitz) adalah seorang wanita karir muda yang traumatik. Lockdown pandemi di AS membuat situasi mentalnya semakin labil dan ia takut untuk keluar apartemen. Angela bekerja pada satu perusahaan teknologi, Amygdala yang tengah meluncurkan produk terbaru mereka, KIMI. KIMI adalah alat smart speaker yang mampu mengontrol semua alat elektronik yang ada di dalam rumah, termasuk handphone. Angela bertugas secara manual untuk menyempurnakan produk tersebut melalui data rekaman pembicaraan (ilegal?) para konsumennya. Suatu hari, Angela mendengar satu pembicaraan yang mengindikasikan adanya penganiayaan dan pembunuhan. Angela yang ingin melaporkan hal tersebut justru terjebak dalam intrik koorperasi yang membahayakan jiwanya.

Bagi yang sudah akrab dengan film-film sang sineas (seri Ocean, Erin Brokovich, Traffic, hingga Contagion), gayanya yang khas tampak di film ini, melalui pewarnaan gambar (grading), setting, tata cahaya, kamera dinamis, editing cepat, musik, hingga tema koorperasi. Segmen awal yang berlokasi terbatas di apartemen Angela mengingatkan banyak pada film klasik ikonik, Rear Window garapan Hitchcock. Soderberg rupanya hanya menggoda penonton untuk mengalihkan kita pada masalah yang sebenarnya. Setelah titik balik cerita, alur kisahnya pun mengalir cepat dari lokasi ke lokasi lainnya dengan nuansa ketegangan hingga akhir filmnya. Babak ketiga adalah sebuah kejutan besar yang eksekusinya sungguh memuaskan.

Baca Juga  Zombieland: Double Tap

Berikan Soderberg kata-kata kunci: Covid-19, thriller, pembunuhan, dan koorperasi, hasilnya Kimi adalah sajian aksi thriller berkelas yang penuh gaya dan menghibur. Untuk konteks era pandemi dengan naskahnya yang cerdas, rasanya Kimi adalah salah satu karya terbaik sang sineas. Walau bukan orientasi ke festival tapi setidaknya berada sedikit di bawah pencapaian dua masterpiece-nya, Erin Brokovich dan Traffic. Bagi penonton awam dan penyuka thriller, Kimi adalah satu tontonan wajib yang dijamin bakal menghibur dan penuh kejutan.

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
80 %
Artikel SebelumnyaLove and Leashes
Artikel BerikutnyaUncharted
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.