Spenser Confidential (2020)
111 min|Action, Comedy, Crime|06 Mar 2020
6.2Rating: 6.2 / 10 from 98,415 usersMetascore: 49
When two Boston police officers are murdered, ex-cop Spenser teams up with his no-nonsense roommate Hawk to take down criminals.

Spenser Confidential merupakan film kolaborasi kelima antara sineas Peter Berg dan aktor bintang Mark Wahlberg, setelah sebelumnya memproduksi Lone Survivor, Deepwater Horizon, Patriots Day, dan Mile 22. Untuk pertama kalinya selama kolaborasi mereka, film ini didistribusikan melalui Netflix tanpa rilis luas di jaringan bioskop. Selain Wahlberg, film aksi kriminal ini dibintangi oleh Winston Duke, Alan Arkin, serta Illisa Shlesinger. Apakah film ini lebih baik dari kolaborasi Berg-Wahlberg sebelumnya?

Alkisah Spenser (Wahlberg) adalah mantan polisi yang dijebloskan ke rumah prodeo karena menganiaya atasannya. Setelah bebas, ia berniat hidup tenang di kota seberang dan untuk sementara kini tinggal di rumah sahabatnya, Henry (Arkin) dan rekan satu kamarnya, Hawk (Duke). Tanpa diduga, mantan atasan polisinya dibunuh secara brutal oleh satu kelompok misterius. Tertuduh adalah seorang polisi muda yang Spenser kenal baik yang ia percayai tidak mungkin melakukan hal tersebut. Berniat memulihkan nama baik rekannya, Spenser mulai menyelidiki perkara yang memang sudah ia rasakan terdapat kejanggalan sejak awal.

Kisah jagoan preman macam ini memang sudah terlampau banyak, sejak Dirty Harry hingga Jack Richer. Film ini nyaris tak ada bedanya dengan film detektif preman sejenis. Ada aksi penyeledikikan, baku hantam tangan kosong, aksi tembak-menembak, aksi kuntit-menguntit, keterlibatan FBI, polisi korup, bandar narkotika, dan lain sebagainya. Lengkap pokoknya. Namun, bukan berarti film ini lantas tidak menarik untuk diikuti. Sosok Wahlberg menjadi pembeda. Sang bintang memang ideal untuk peran semacam ini. Dengan gayanya yang kalem dan “innocent”, sang aktor mampu memberikan penampilan terbaiknya dibandingkan banyak film yang ia bintangi sebelumnya. Tak ada info yang ia dapat tanpa lecet di wajahnya. Tipikal jagoan preman. Wahberg memang jago untuk urusan ini.

Baca Juga  Vivo

Walau plotnya terlampau familiar untuk genrenya, Spenser Confidential adalah salah satu film terbaik kolaborasi Peter Berg dan Mark Wahlberg dengan tipikal peran yang ideal untuk sang bintang. Sisi komedi juga menjadi satu sebab mengapa film ini berjalan jauh dari kata membosankan. Seperti omongan sang pacar yang sengit, kamu itu berlagak jadi Batman, dan dua rekannya adalah Robin dan Alfred. Saya tersenyum geli dan memang benar adanya. Sosok jagoan macam Spenser memang layaknya “superhero” preman yang mencari keadilan tanpa aturan hukum. Di masyarakat macam mana pun, kita butuh orang macam mereka yang membela pihak yang lemah. Jika ada sekuelnya, saya menantinya dengan penuh harap dan semangat. Jika digarap lebih serius, bukan tidak mungkin seri ini bisa menjadi salah satu yang terbaik di genrenya.

PENILAIAN KAMI
Overall
70 %
Artikel SebelumnyaMr Zoo: The Missing VIP
Artikel BerikutnyaSekilas tentang Pagebluk, Debut Film Panjang Montase
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.