Sineas kelahiran India, M. Night Shyamalan beberapa tahun belakangan menurun karirnya setelah dekade lalu berhasil memproduksi film-film berkelas macam The Sixth Sense, Unbreakable, hingga Signs. Karirnya jatuh setelah karyanya The Last Airbender dihujat para kritikus dan dianggap salah satu film terburuk yang pernah ada. Tahun lalu Shyamalan mencoba peruntungan dengan merambah genre baru, found footage melalui film horor The Visit, dan hasilnya jauh dari buruk, baik secara komersil maupun kritik. Bersama aktor kenamaan James McAvoy, sang sineas mencoba kembali ke jalur awal karirnya melalui Split.
Tiga orang gadis muda diculik dan disekap oleh seorang laki-laki misterius. Laki-laki tersebut ternyata memiliki identitas kepribadian yang berbeda-beda hingga 23 karakter jumlahnya! Di saat bersamaan ia selalu berkonsultasi dengan Dr. Karen Fletcher yang mulai mencurigai bahwa ada sesuatu yang terjadi dengan pasiennya. Sementara tiga orang gadis yang diculik mencoba segala cara untuk bisa keluar. Salah seorang gadis, Casey mencoba meladeni si penculik ketika mereka mengetahui bahwa sang penculik memiliki multi kepribadian dengan nama Barry, Dennis, Patricia, Hedwig, serta lainnya.
Pencapaian luar biasa The Visit rupanya bukan kebetulan dan sang sineas benar-benar telah kembali ke jalurnya semula. Tema kisah film-filmnya yang selalu menggugah dan unik kini muncul kembali melalui eksplorasi kelainan mental, kepribadian ganda. Sang sineas tidak hanya berkutat pada sesuatu yang sifatnya ilmiah namun lebih jauh lagi melihat suatu anomali yang mungkin timbul dari kepribadian ganda. Karakter Dr. Fletcher menjadi medium bagi penonton untuk menjelaskan segala hal kompleks tentang kelainan ini dengan cara yang sederhana. Plot filmnya terjadi ketika sang pasien tengah bergulat dengan masing-masing kepribadiannya dan sang aktor, James McAvoy mampu memainkan semua karakternya dengan sempurna.
Diluar tema kisahnya, karakter estetik sang sineas masih terlihat sangat kental melalui shot-shot dekatnya. Tokoh protagonis utama, yakni Casey adalah sosok traumatik yang digambarkan melalui serangkaian kilas-balik yang penuh tanda tanya. Jawaban misteri dari kilas-baliknya seperti biasa muncul pada twist ending yang tak akan mungkin bisa diantisipasi siapa pun. Shyamalan kembali mampu menutup kejutan dengan amat rapi seperti sebelum-sebelumnya. Sang sineas rupanya kini melakukan kompromi dengan tempo kisahnya yang tak selambat film-film sebelumnya dengan dialog-dialog yang lebih to the point. Usaha ini sudah dilakukannya sejak The Visit dan rasanya lebih adaptif dengan selera penonton sekarang.
Split menandai kembalinya M. Nigth Shyamalan ke performa terbaiknya dengan memegang satu kartu As untuk seri di masa datang. Kartu As? Shyamalan memberi sebuah kejutan besar di penghujung filmnya yang tak akan bisa diduga siapa pun. Bermula ketika ilustrasi musik salah satu film sang sineas sebelumnya muncul mengiringi ending credit dan tanpa diduga satu adegan tambahan disajikan yang merupakan adegan paling mengejutkan sepanjang karir sang sutradara. Tambahan 10 poin karena telah memancing imajinasi dan rasa penasaran, entah apa yang akan Shyamalan lakukan dengan tokoh ini ke depan?
WATCH TRAILER