The Day Before The Wedding

The Day Before the Wedding tayang di Klik Film tanggal 13 Januari 2023. Film arahan Razka Robby Ertanto ini, tidak jauh dari ciri khas film-film sang sineas sebelumnya. Beberapa karya Robby Ertanto,  memang menyoroti profesi-profesi yang jarang diangkat secara mendalam oleh sineas Indonesia lainnya, misalnya kehidupan para biarawati di Ave Maryam, dokter di 7 hati, 7 Cinta, 7 Wanita  dan buruh kapal di Cross The Line.  Sepertinya bukan sekadar ciri khas, tetapi juga kelebihannya dalam memproduksi film.

Tentu saja, yang membuat saya tertarik menonton The Day Before The Wedding, adalah profesi cosplayer  yang diangkat dalam ceritanya. Ditambah lagi, kehadiran dua tokoh utama dengan acting spectrum yang lumayan luas, yaitu Della Dartyan dan Amanda Rawles. Lalu, bermodal menyoroti profesi cosplayer dan duet dua bintang besar, apakah The Day Before the Wedding  punya sesuatu yang istimewa?

Clara (Amanda Rawles) berasal dari keluarga yang agamis. Ayahnya berpoligami dan memiliki 3 istri. Clara sendiri memilih hidup bebas dan jauh dari keluarga dengan merantau ke Jakarta. Ia tinggal bersama sahabatnya, Kinan (Della Dartyan) dan rekan perempuan lainnya. Clara dan Kinan bekerja sebagai cosplayer pengantin. Di luar pekerjaan ini, Clara bercita-cita menjadi pramugari. Ia bekerja keras melamar sana-sini untuk meraih mimpi tersebut. Suatu hari Clara yang sedang menjalani tes tahap 2 pramugari terpaksa menelan pil pahit, tatkala mendapat kabar kalau dirinya hamil. Tak hanya itu, persahabatannya dengan Kinan pun terancam, karena Gerald (Keanu Campora), laki-laki yang menghamili dirinya juga menghamili Kinan.

Pada babak pertama, The Day Before the Wedding sebenarnya dituturkan cukup meyakinkan. Pengenalan setiap tokohnya punya porsi yang cukup, dengan dialog-dialog yang berhasil menggambarkan masing-masing karakter. Kita bisa memahami bagaimana kehidupan seorang cosplayer dengan segala masalahnya. Hanya saja Keanu Campora masih kaku dalam membawakan dialog-dialognya sehingga kurang bisa mengimbangi dua bintang utamanya. Padahal Amanda Rawles dan Della Dartyan telah membawakan perannya dengan apik dan menjiwai. Sangat disayangkan jika energi sebaik itu tidak dipertemukan dengan lawan yang sepadan.  Sebenarnya bukan hanya masalah akting, secara visual Keanu Campora juga kurang meyakinkan untuk memerankan sosok Gerald  yang berstatus ekonomi menengah ke bawah.

Ketika konflik bermula, rasa tidak nyaman makin terasa. Clara yang masih muda dan tengah menggapai cita-citanya, malah hamil dengan calon suami sahabatnya sendiri. Namun, Clara bersikap biasa saja dan seolah tidak memasalahkan sama sekali. Saat Kinan tahu sahabatnya berselingkuh dengan calon suaminya, keduanya saling mengumpat dengan ekspresi dan luapan emosi yang terasa tanggung. Seolah mereka bertengkar hanya karena persoalan sepele. Sebagai penonton, sulit bagi saya untuk berempati kepada keduanya karena bangunan emosi yang naik-turun dan tidak konsisten. Ini tertolong chemistry dan pendalaman karakter Clara dan Kinan yang masih bisa dinikmati. Begitu juga dengan dua rekan satu kontrakan mereka, “ si biarawati” dan Nova.

Baca Juga  Black Adam

Salah satu penulis skenario film ini adalah Titien Wattimena yang sebelumnya menulis film-film berkualitas baik, seperti Aruna dan Lidahnya dan Noktah Merah Perkawinan. Di film terbarunya ini, cerita yang ia tulis justru sukar dipahami arah dan tujuannya.  Ending cerita tidak memiliki arah yang jelas dan berkesan terburu-buru, seolah penulis malas memikirkan ending yang lebih matang. Bisa jadi karena ada pengaruh Razka Robby Ertanto yang juga menulis film tersebut.

Secara visual The Day Before the Wedding banyak mengingatkan dengan Cross the Line. Warna-warnanya membantu memberi kesan kelam, sendu, namun juga tragis. Penggunaan warna tersebut cukup konsisten dari awal hingga akhir film. Ditambah pula kostum para tokohnya yang memperkuat karakternya, serta set kontrakan Clara yang begitu hidup, menggambarkan rumah kontrakan empat perempuan berjiwa bebas yang berstatus menengah ke bawah. Amat disayangkan pula bagaimana lokasi tempat tinggal tokoh tidak ditunjukkan dengan jelas dan terasa janggal. Tempat tinggal Clara seolah terletak di lantai atas sebuah gedung, dengan balkon yang sangat luas, namun saat berangkat kerja, ia dan kawan-kawannya menyeberangi rel kereta api dengan rumah-rumah kardus berada di belakang mereka. Ini terjadi pula pada setting lokasi lainnya.

Masalah terbesar dalam The Day Before The Wedding adalah formula ceritanya. Jika kisahnya lebih sabar dan padat, film ini pasti lebih menarik dan memuaskan penontonnya. Apalagi konfliknya cukup pelik. Meskipun karakter tokohnya berjiwa bebas dan keras sekalipun, harusnya masalah perselingkuhan dalam persahabatan ini bisa dibawakan dengan lebih dalam, tertata, dan emosional.

PENILAIAN KAMI
Overall
70 %
Artikel SebelumnyaHidayah
Artikel BerikutnyaFilm-Film Animasi Pendek, My French Film Festival
Neo Kaspara Widiastuti lulus sebagai Sarjana Seni pada tahun 2022, di jurusan Film dan Televisi, Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Selain menulis artikel dan buku, Neo juga aktif di bidang film. Selama masa perkuliahan, ia telah membuat beberapa film pendek, baik fiksi maupuan non fiksi. Pada tahun 2019, ia berhasil menjadi salah satu finalis Anti Coruption Film Festival (KPK) 2019, dengan film pendek berjudul “Sebuah Nama”. Mimpi terbesarnya adalah menjadi penulis skenario profesional. Neo bergabung dalam komunitas Film Montase pada tahun 2022.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.