The Menu (2022)
107 min|Comedy, Horror, Thriller|18 Nov 2022
7.2Rating: 7.2 / 10 from 399,697 usersMetascore: 71
A young couple travels to a remote island to eat at an exclusive restaurant where the chef has prepared a lavish menu, with some shocking surprises.

The Menu adalah film thriller unik karya sineas Inggris Mark Mylod. Film ini dibintangi sederetan nama-nama besar, antara lain Ralph Fiennes, Anya Taylor Joy, Nicholas Hoult, dan John Leguizamo. Film berdurasi 106 menit ini berbujet sekitar USD 30-35 juta. Sementara paduan thriller dan kuliner tercatat adalah kombinasi segar untuk genrenya, lantas bagaimana eksekusinya?

“Do not eat. Taste.”

Margot (Joy) diajak sang pacar, Tyler (Hoult) ke sebuah restoran nan eksklusif di pulau terpencil bernama Hawthorne. Pemilik restoran tersebut adalah seorang koki legendaris, Julian Slowik (Fiennes). Dari sedikit tamu yang berkunjung diantaranya adalah bintang film top, George Diaz (Leguizamo) bersama asistennya, seorang pengusaha bisnis kaya dan istrinya, dua orang dari majalah dan kritikus makanan, serta tiga orang eksekutif muda. Setelah tur, para tamu pun menikmati hidangan di restoran satu demi satu. Hingga, mereka akhirnya menyadari ada sesuatu yang tak beres dengan sang koki dan para asistennya, yang mengancam keselamatan mereka.

Premis menarik ini memang memancing rasa penasaran yang amat sangat sepanjang filmnya. Mengapa Julian Slowik melakukan itu semua dan apa motifnya? Pertanyaan demi pertanyaan bergulir, namun jawaban pun tak kunjung tiba dan kita pun semakin penasaran. Protagonis kita, Margot, tamu yang sebenarnya tak diundang, menjadi mata dan pikiran yang mewakili penonton. Satu momen pun akhirnya menguak sedikit latar belakang sang koki, namun tetap, banyak pertanyaan belum terjawab. Satu hal yang pasti, sederhananya, ini adalah sebuah aksi balas dendam. Mengapa? Sakit hati. Satu hal sepele saja (di masa lalu) rupanya mampu meyiksa batin sang koki.

Baca Juga  Retribution

Sebuah thriller dengan kemasan dunia kuliner, The Menu memberikan sajian segar melalui kombinasi misteri dan ketegangan, plus sederetan kastingnya yang bermain menawan. Tak dipungkiri, di luar sisi misterinya yang serba membingungkan, para pemainnya bermain sangat baik mendukung intensitas dramatiknya, terutama tentu sang koki (Fiennes) yang bermain dingin. Di luar segala keabsurdannya, dari perspektif berbeda, The Menu adalah sebuah sajian humor berselera tinggi yang bisa jadi mengolok kuliner “mewah” itu sendiri. Pada akhirnya, sebuah makanan hanyalah untuk mengisi rasa lapar, dan bentuk yang paling sederhana pun (cheese burger) dapat mengatasinya tanpa harus membayar ribuan dollar. Bisa jadi ini yang dipahami betul oleh Margot. Walau The Menu tidak mampu menjawab misteri alam semesta, bagi saya, setidaknya film ini mampu memuaskan dengan pendekatan segar dan humornya.

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
75 %
Artikel SebelumnyaCici
Artikel BerikutnyaHouse of the Dragon
A lifelong cinephile, he cultivated a deep interest in film from a young age. Following his architectural studies, he embarked on an independent exploration of film theory and history. His passion for cinema manifested in 2006 when he began writing articles and film reviews. This extensive experience subsequently led him to a teaching position at the esteemed Television and Film Academy in Yogyakarta. From 2003 to 2019, he enriched the minds of students by instructing them in Film History, Introduction to Film Art, and Film Theory. His scholarly pursuits extended beyond the classroom. In 2008, he published his seminal work, "Understanding Film," which delves into the core elements of film, both narrative and cinematic. The book's enduring value is evidenced by its second edition, released in 2018, which has become a cornerstone reference for film and communication academics across Indonesia. His contributions extend beyond his own authorship. He actively participated in the compilation of the Montase Film Bulletin Compilation Book Volumes 1-3 and "30 Best Selling Indonesian Films 2012-2018." Further solidifying his expertise, he authored both "Horror Film Book: From Caligari to Hereditary" (2023) and "Indonesian Horror Film: Rising from the Grave" (2023). His passion for film extends to the present day. He continues to provide insightful critiques of contemporary films on montasefilm.com, while actively participating in film production endeavors with the Montase Film Community. His own short films have garnered critical acclaim at numerous festivals, both domestically and internationally. Recognizing his exceptional talent, the 2022 Indonesian Film Festival shortlisted his writing for Best Film Criticism (Top 15). His dedication to the field continues, as he currently serves as a practitioner-lecturer for Film Criticism and Film Theory courses at the Yogyakarta Indonesian Institute of the Arts' Independent Practitioner Program.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.