Peanuts adalah komik klasik yang muncul sejak tahun 1950 hingga tahun 2000 dan telah diadaptasi dalam banyak medium baik buku, film animasi televisi, hingga film layar lebar. Dalam medium film, terakhir kisah petualangan Charlie Brown dan anjingnya, Snoopy dirilis 35 tahun yang lalu melalui film animasi panjang, Bon Voyage, Charlie Brown (and Don’t Come Back) pada tahun 1980. Sebuah penantian yang sangat lama sekalipun tokoh-tokohnya masih populer namun sebuah perjudian besar apakah film ini bisa diterima penonton masa kini.
Alkisah kedatangan gadis berambut merah ke lingkungan pemukiman Charlie membuat ia jatuh hati padanya. Sepanjang film adalah bagaimana usaha Charlie menarik hati si gadis padahal hanya untuk berbicara padanya ia tidak mampu. Sementara Snoopy berusaha membantu Charlie dengan caranya dan ia memiliki petualangan sendiri di alam imajinasinya melalui novel yang tengah ia ketik.
Dengan dialog dan humor yang amat cerdas untuk film anak-anak, film ini menampilkan kisah tentang persahabatan dan masalah eksistensi diri di lingkungan sekolah. Karakter semuanya unik dan memiliki peran yang sempurna sesuai porsinya. Charlie yang selalu gundah dan tidak pernah merasa percaya diri, lalu Sally kadang mengejek namun juga mengagumi kakaknya, lalu Linus, sahabatnya yang setia, dan belasan karakter unik lainnya. Sementara Snoopy dan Woodstock dengan polahnya yang aneh, membuat warna kisahnya berbeda dengan segmen fantasinya berupa sekuen aksi seru, bagaimana ia bertarung dengan Baron untuk menolong Fifi, sang idola hatinya.
Uniknya, tidak ada satu karakter orang dewasa pun terlihat di film ini, Bahkan suara orang dewasa pun hanya digantikan oleh suara mengguman tidak jelas. Teknik ini justru malah membuat kita fokus pada problem mereka (anak-anak) dan bagaimana mereka menyelesaikan masalah. Satu lagi yang unik dan cerdas adalah penggambaran sosok gadis berambut merah. Tidak hingga akhir cerita kita bisa melihat wajah sang gadis. Teknik ini membuat rasa penasaran penonton terusik sepanjang film dan semuanya terbayar penuh pada akhir filmnya.
The Peanuts Movie walau kisah klasik ini kurang familiar bagi penonton masa kini namun mampu menawarkan sebuah kisah hangat tentang persahabatan dengan cerdas. Satu problem film ini hanya humor dan dialognya kemungkinan tidak bisa dinikmati penuh oleh anak-anak namun orang dewasa pasti bakal tertawa lepas. Coba dimana lagi Anda bisa mendapatkan guyon macam Leo’s Toy Store (Leo Tolstoy), cuma mengingatnya saja setelah menonton filmnya sudah cukup membuat kita tertawa geli. Tidak hanya humornya, film ini secara cerdas juga menggambarkan apa yang kini telah hilang pada pergaulan masa kini. Hangatnya rasa cinta, ketulusan, dan persahabatan tanpa pernik gadget yang justru menjauhkan kita dari lingkungan sekitar.