Tonton Video Review-nya di bawah
Pefilman di Korea sedang berkembang dengan pesat, dengan dukungan dari masyarakat dan pemerintah, sepertinya hanya tinggal menunggu waktu mereka mampu bersaing ketat dengan Hollywood. Mereka mulai memproduksi film-film berkualitas dari segi sinematik maupun cerita, namun banyak juga film-film yang masih jauh dari kata bagus, diproduksi hanya demi memenuhi selera penonton awam dengan menggandeng aktor atau aktris terkenal bahkan idol, terutama sejak Hallyu (demam korea) menyebar di seluruh dunia.
The Princess and the Matchmaker merupakan film roman komedi arahan Hong Chang-pyo. Dibintangi oleh Shim Eun-kyung, Lee Seung-gi, Kang Min-hyuk, Choi Woo-shik, Park Jin-joo dan Choi Min-ho (SHINee). Film ini merupakan film kedua dari tiga proyek Jupiter Films tentang tradisi meramal di Korea. Film pertamanya The Face Reader rilis pada tahun 2013.
Pada era Joseon, kerajaan dilanda kemarau berkepanjangan. Para penasehat kerajaan mengusulkan agar raja mengadakan pernikahan untuk Putri Songhwa (Shim Eun-kyung) yang terkenal memiliki nasib buruk. Perjodohan diumumkan ke seluruh negeri dan tersisa empat kandidat terkuat yang akan diseleksi oleh Seo Do-yoon (Lee Seung-gi), peramal harmonisasi pernikahan. Sang putri tak mau berdiam diri menunggu hasil perjodohan, ia pun diam-diam kabur dari istana dan menemui para calon kandidat suaminya.
Cinta, tahta, pejodohan, pengkhianatan. Film berlatar kerajaan macam ini, bukan hal yang baru, sebut saja King and the Clown (2005) serta Masquerade (2012). Dibandingkan kedua film ini, The Princess and the Matchmaker tak ubahnya seperti serial televisi andalan Korea plus bumbu drama yang sedikit berlebihan dengan jalan cerita yang terlalu mudah diantisipasi. Dari judulnya saja, sudah bisa ditebak seperti apa akhir kisah filmnya. Tak ada sesuatu yang spesial dari cerita yang ditawarkan, meskipun tingkah konyol para tokohnya cukup memberi hiburan tersendiri. Tata artistik dan kostum menambah nilai plus meskipun ada beberapa setting tempat yang tidak konsisten, misalnya hutan hijau nan segar padahal di awal disebutkan kerajaan tengah mengalami musim kemarau panjang. Ketidakjelasan soal setting tempat memang sedikit mengganggu, namun semua terlupakan dengan humor dan interaksi para tokohnya. Akting para tokohnya pun tidak terlalu spesial. Mereka cukup baik dalam memerankan tokohnya masing-masing. Kemunculan idol seperti Choi Min-ho memang menjadi daya tarik tersendiri, meskipun ia tidak mengambil banyak peran dalam film ini. Dengan menggandeng idol kelas dunia seperti Minho, tak heran jika film ini mampu menduduki posisi keempat box office Korea dalam dua minggu penayangan.
Secara keseluruhan, The Princess and the Matchmaker cukup menjadi tontonan yang menghibur dengan segala tingkah konyol para pemainnya. Tak banyak hal yang ditawarkan dari cerita film ini kecuali satu hal yang menarik minat saya ketika menonton, yaitu tradisi ramalan di Korea. Tak sabar menunggu akan seperti apa film ketiganya.
WATCH OUR REVIEW