Dua puluh satu tahun lalu, Jeepers Creepers (JC/2001) rilis dengan diikuti sekuelnya, JC2, dua tahun setelahnya. Sekuel keduanya, JC 3 (2017) rilis dengan perolehan box office yang tidak memuaskan. Kini, entah bagaimana, seri ini di-reboot kembali melalui Jeepers Creepers: Reborn (JC: Reborn) melalui arahan Timo Vuorensola. Bahkan konon film ini akan dibuat trilogi. Dengan dibintangi beberapa bintang muda tak ternama, apa seri usang ini masih memiliki taji?
“Ever heard of Creepers?”
Chase (Imran Adams) dan Laine (Sidney Craven) berniat mengunjungi festival horor yang ada di daerah suburban. Di sana pula, mitos Jeepers Creepers bermula. Seorang monster pembantai yang konon “hidup” tiap 23 tahun dan mencari mangsanya selama 23 hari. Di festival, Chase dan Laine meraih hadiah utama dengan syarat harus bermalam di sebuah mansion berhantu. Sang Creepers pun rupanya sudah menanti mereka di sana.
Seri aslinya, sejatinya memiliki premis dan aksi yang menarik, seperti disajikan pada seri keduanya. JC 2 sebenarnya sudah memberikan sampel bagaimana seri ini seharusnya diperlakukan melalui sisi ketegangan dalam satu momennya. JC 3 walau memiliki perspektif cerita unik (plotnya di antara kisah seri 1 dan 2) sudah menggambarkan bahwa seri ini tidak lagi memiliki daya tarik komersial. Dengan rasa percaya diri dari pembuat film, reboot-nya kini justru diproduksi lagi. Konyolnya, film ini justru lebih buruk dari 3 film sebelumnya dari segala aspeknya.
Dibuka dengan “film pendek” yang menarik, plotnya justru berjalan buruk. Naskah yang lemah adalah pangkal dari semua masalah. Latar belakang tentang sang monster yang minim tidak banyak membantu kisahnya. Creepers itu sejatinya apa? Mengapa harus 23 tahun sekali? Untuk apa para korbannya dibunuh? Mengapa Laine diincar? Sejak kapan ia butuh dan punya pengikut? Masih banyak lainnya. Alur plotnya sama sekali tidak mengusik ini dan yang ada hanyalah spekulasi dan teori konyol yang tak relevan. Aksinya pun juga tak membantu. Kita tak mampu larut dalam cerita serta peduli pada tokoh-tokohnya yang berbuah pada nol ketegangan.
Sebuah franchise yang memiliki potensi horor menarik, namun Jeepers Creepers: Reborn justru membunuh segala potensinya. Kisahnya bisa saja dibuat sederhana seperti seri aslinya dan sekuelnya yang lebih menekankan aksi. Ini malah justru dibuat ribet dengan adanya aliran cult, tumbal, serta lainnya yang tak jelas dengan aksi medioker pula. Apa yang dipikirkan pembuat film dengan naskah tak bernalar semacam ini? Dua lagi kisah macam ini, rasanya tak ada orang yang bakal tertarik. Bahkan Jason, Myers, dan Krueger kini saja sudah kehabisan bensin. Kunci plot tukang jagal macam ini hanyalah aksi yang menegangkan. Semakin brutal semakin mengasyikkan para fansnya.