Beast Beast (2020)
85 min|Drama|06 May 2021
6.1Rating: 6.1 / 10 from 315 usersMetascore: 55
A look at the lives and trauma surrounding three people living in a southern town.

Beast Beast adalah film drama remaja arahan sineas independen Danny Madden. Naskah film ini diadaptasi dari film pendek berjudul Krista (2018) yang juga adalah garapan sang sineas. Film ini juga dibintangi oleh dua pemain film pendeknya sendiri, Shirley Chen dan Will Madden, dibantu oleh Jose Angeles. Tema senjata api kini tengah menjadi topik hangat di AS dikarenakan aksi penembakan yang marak terjadi dalam sebulan terakhir. Beast Beast menawarkan perspektif berbeda untuk subgenrenya dengan sosok karakter yang unik pula.

Protagonis kita adalah seorang keturunan Asia, Krista (Chen) seorang remaja SMU yang tinggal di wilayah pinggiran di wilayah selatan AS. Tetangga dekatnya, Adam (Madden) yang belum lama lulus SMU, terobsesi menjadi youtuber dengan konten senjata api yang menjadi hobinya. Nito (Angeles) adalah remaja keturunan latin yang baru saja pindah kota di mana ia satu sekolah dengan Krista. Krista memiliki hobi teater sementara Nito adalah seorang pemain skateboard yang handal. Satu peristiwa, akhirnya mendekatkan Krista dan Nito yang memang menyukai satu sama lain. Di saat bersamaan, usaha yang dilakukan Adam untuk menaikkan viewer-nya tak juga kunjung berhasil hingga Ia mencoba pendekatan berbeda. Satu peristiwa pun mengubah jalan hidup mereka bertiga.

Sejak awal, kita semua tahu bahwa kisah filmnya akan mengarah ke mana. Pesannya jelas. Tema sejenis, banyak ditemui dalam film-film sejenis sebelumnya, contoh paling sempurna adalah Elephant (2003). Naskahnya memang mampu mengecoh. Untuk sesaat kita seolah bakal diarahkan ke klimaks berupa penembakan brutal di sekolah Krista. Ternyata ini salah. Film ini mengambil jalan yang berbeda, sekalipun inti pesannya sama. Adalah babak ketiga yang membuat film ini menjadi di luar kelaziman dengan twist yang begitu mengejutkan. Sebuah balas dendam manis yang dilakukan dengan passion dan hati, yang rasanya baru ini disajikan genrenya. Sebuah katarsis dengan gaya berkelas sebagai resolusi.

Baca Juga  Love at First Sight

Bermodal tema senjata api di AS, Beast Beast mengemasnya melalui kisah roman remaja dengan resolusi elegan. Walau hanya debutan, para pemainnya mampu tampil bagus, khususnya Chen dan Madden. Tidak seperti naskahnya, gaya pendekatan estetiknya tergolong biasa, namun lebih dari cukup untuk mengemas kisahnya. Kekuatan temanya sudah cukup untuk mengirimkan pesan sederhana. Bahwa senjata api tidak bisa dimiliki oleh semua orang. Film ini memberi gambaran jelas, bagaimana pun terampilnya seseorang, sisi mental dan emosional bisa berubah dalam waktu sekejap. Tidak habis pikir, apa yang tidak bisa dimengerti dari berbahayanya sebuah senjata api?

Tonton film pendek Krista di link INI

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
80 %
Artikel SebelumnyaShiva Baby
Artikel BerikutnyaStowaway
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.