Gold merupakan film drama survival produksi Australia garapan Anthony Hayes yang uniknya juga menulis dan turut bermain di dalamnya. Film minimalis yang diproduksi di era pandemi ini hanya dibintangi tiga pemain saja, yang mengejutkan pula dibintangi aktor ternama Zac Efron dan bintang lokal Susie Porter. Lantas, apa yang membuat sang aktor mau bersusah payah produksi di tengah gurun yang gersang, apakah itu semua sepadan dengan pencapaian filmnya?
Berbekal sebuah informasi, Virgil (Efron) mencoba peruntungan dengan pergi ke gurun panas dan gersang. Untuk ke lokasi ia diantar oleh Keith (Hayes) menggunakan mobil truk kecil miliknya. Ketika separuh perjalanan, truk mereka pun mogok, dan tanpa diduga Virgil menemukan sebongkah emas yang ukurannya luar biasa besar. Karena tak ada peralatan yang memadai, akhirnya Virgil memutuskan untuk tinggal, dan Keith kembali ke kota untuk membawa peralatan yang lebih besar. Selama penantian, Virgil harus bertahan hidup dari hawa panas, hewan liar, serta orang misterius yang terus mengusiknya.
Gelagat sisi sinematografi yang menawan sudah tampak sejak pembuka filmnya. Tampak sekali sang sineas mampu memadukan komposisi apik dengan panorama gurun yang memesona. Nyaris semua shot-nya terukur dengan beberapa ambilan gambar punya makna lebih. Ini semua tak berarti tanpa dukungan akting kuat Efron yang bermain solo nyaris sepanjang film, serta tata rias wajah yang luar biasa. Aspek make-up dengan pencapaian seperti ini sangat langka. Dari waktu ke waktu, wajah Virgil tampak semakin rusak, lecet dan mengelupas karena cuaca panas teramat ekstrem yang disajikan dengan sangat natural. Sungguh istimewa sekali.
Gold bukanlah hal baru dari sisi pesan simboliknya, namun secara estetik amat kuat di aspek sinematografi, akting sang bintang, serta pencapaian make-up yang istimewa. Untuk level produksi dan pemainnya, mestinya pencapaian film ini bisa lebih baik dengan menawarkan hal-hal baru yang tidak sampai memberi kesan “film murah”. Gold ibarat Avatar milik James Cameron versi ekonomis, dengan membawa pesan manusia yang serakah dan rakus, serta eksplorasi SDA di wilayah pedalaman (negara dunia ketiga) oleh negara adidaya. Ending-nya yang mengejutkan menggambarkan ini semua dengan gamblang.