Gold (2022)
97 min|Action, Adventure, Thriller|18 Mar 2022
5.4Rating: 5.4 / 10 from 11,828 usersMetascore: 48
In the not too distant future, a drifter travelling through the desert discovers the largest gold nugget ever found. He must guard it from thieves amid harsh conditions and wild dogs while waiting for his partner to return.

Gold merupakan film drama survival produksi Australia garapan Anthony Hayes yang uniknya juga menulis dan turut bermain di dalamnya. Film minimalis yang diproduksi di era pandemi ini hanya dibintangi tiga pemain saja, yang mengejutkan pula dibintangi aktor ternama Zac Efron dan bintang lokal Susie Porter. Lantas, apa yang membuat sang aktor mau bersusah payah produksi di tengah gurun yang gersang, apakah itu semua sepadan dengan pencapaian filmnya?

Berbekal sebuah informasi, Virgil (Efron) mencoba peruntungan dengan pergi ke gurun panas dan gersang. Untuk ke lokasi ia diantar oleh Keith (Hayes) menggunakan mobil truk kecil miliknya. Ketika separuh perjalanan, truk mereka pun mogok, dan tanpa diduga Virgil menemukan sebongkah emas yang ukurannya luar biasa besar. Karena tak ada peralatan yang memadai, akhirnya Virgil memutuskan untuk tinggal, dan Keith kembali ke kota untuk membawa peralatan yang lebih besar. Selama penantian, Virgil harus bertahan hidup dari hawa panas, hewan liar, serta orang misterius yang terus mengusiknya.

Gelagat sisi sinematografi yang menawan sudah tampak sejak pembuka filmnya. Tampak sekali sang sineas mampu memadukan komposisi apik dengan panorama gurun yang memesona. Nyaris semua shot-nya terukur dengan beberapa ambilan gambar punya makna lebih. Ini semua tak berarti tanpa dukungan akting kuat Efron yang bermain solo nyaris sepanjang film, serta tata rias wajah yang luar biasa. Aspek make-up dengan pencapaian seperti ini sangat langka. Dari waktu ke waktu, wajah Virgil tampak semakin rusak, lecet dan mengelupas karena cuaca panas teramat ekstrem yang disajikan dengan sangat natural. Sungguh istimewa sekali.

Baca Juga  Renegades

Gold bukanlah hal baru dari sisi pesan simboliknya, namun secara estetik amat kuat di aspek sinematografi, akting sang bintang, serta pencapaian make-up yang istimewa. Untuk level produksi dan pemainnya, mestinya pencapaian film ini bisa lebih baik dengan menawarkan hal-hal baru yang tidak sampai memberi kesan “film murah”. Gold ibarat Avatar milik James Cameron versi ekonomis, dengan membawa pesan manusia yang serakah dan rakus, serta eksplorasi SDA di wilayah pedalaman (negara dunia ketiga) oleh negara adidaya. Ending-nya yang mengejutkan menggambarkan ini semua dengan gamblang.

1
2
PENILAIAN KAMI
Overall
75 %
Artikel SebelumnyaAll of Us Are Dead
Artikel BerikutnyaCek Ombak (Melulu)
Hobinya menonton film sejak kecil dan mendalami teori dan sejarah film secara otodidak setelah lulus dari studi arsitektur. Ia mulai menulis artikel dan mengulas film sejak tahun 2006. Karena pengalamannya, penulis ditarik menjadi staf pengajar di Akademi Televisi dan Film swasta di Yogyakarta untuk mengajar Sejarah Film, Pengantar Seni Film, dan Teori Film sejak tahun 2003 hingga tahun 2019. Buku film debutnya adalah Memahami Film (2008) yang memilah seni film sebagai naratif dan sinematik. Buku edisi kedua Memahami Film terbit pada tahun 2018. Buku ini menjadi referensi favorit bagi para akademisi film dan komunikasi di seluruh Indonesia. Ia juga terlibat dalam penulisan Buku Kompilasi Buletin Film Montase Vol. 1-3 serta 30 Film Indonesia Terlaris 2012-2018. Ia juga menulis Buku Film Horor: Dari Caligari ke Hereditary (2023) serta Film Horor Indonesia: Bangkit Dari Kubur (2023). Hingga kini, ia masih menulis ulasan film-film terbaru di montasefilm.com dan terlibat dalam semua produksi film di Komunitas Film Montase. Film- film pendek arahannya banyak mendapat apresiasi tinggi di banyak festival, baik lokal maupun internasional. Baru lalu, tulisannya masuk dalam shortlist (15 besar) Kritik Film Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2022. Sejak tahun 2022 hingga kini, ia juga menjadi pengajar praktisi untuk Mata Kuliah Kritik Film dan Teori Film di Institut Seni Indonesia Yogyakarta dalam Program Praktisi Mandiri.

BERIKAN TANGGAPANMU

Silahkan berikan tanggapan anda
Silahkan masukan nama anda disini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.