Setelah spin-off-nya pada semesta versi teaternya gagal, seri Star Wars memang masih setajam light saber milik para Jedi, khususnya melalui seri The Mandalorian. Miniseri terakhirnya, Bobba Fett pun terangkat karena sosok Mandalorian. Tak tanggung-tanggung, kini mereka kembali dengan merilis miniseri dengan memunculkan satu tokoh ikoniknya, Obi-Wan Kenobi. Tak hanya itu, sosok antagonis legendaris, Darth Vader pun muncul kembali. Dengan dua tokoh besarnya, mampukah kini mengangkat serinya? Tidak juga.
Obi-Wan Kenobi dibagi menjadi 6 episode yang berdurasi antara 36 – 53 menit. Seri ini diarahkan oleh sineas asal Kanada, Deborah Chow. Bermain dalam film ini adalah dua bintang aslinya, yakni Ewan McGregor, Heyden Christensen, serta beberapa nama baru, Moses Ingram, Sung Kang, Vivien Lyra Blair, Kumail Nanjiani, serta Rupert Friend. Kisahnya sendiri berlatar 10 tahun setelah peristiwa Star Wars Episode 3: Revenge of the Sith.
Setelah kejadian pembantaian para jedi (Order 66), Obi-Wan (McGregor) bersembunyi dan membaur dengan warga planet Tatooine di mana ia juga masih bisa mengawasi putra Anakin, Luke yang masih bocah. Kekaisaran masih saja membinasakan semua Jedi yang tersisa melalui kelompok Inquisitors. Sementara Leia kecil yang tinggal Alderan, diculik oleh para penyelundup. Sang ayah angkat, Organa, meminta tolong Obi-Wan untuk mencari putrinya. Obi-Wan pun terseret dalam satu petualangan yang memaksanya untuk menghadapi masa lalunya, yakni Anakin alias Darth Vader.
Premis plot serinya jelas tidak terlalu buruk untuk sebuah naskah yang memaksa dan sengaja dicari-cari. Terlihat sekali para penulis amat berhati-hati agar tidak mengesampingkan logika cerita yang sudah eksis sejak awal. Secara umum jelas tidak ada satu pun logika yang terlewat, hanya saja satu dua hal terasa canggung, khususnya pertemuan dua sosok besar Obi-Wan dan Anakin. Tak ada yang epik di sini, serinya terasa sepi senyap. Tak ada gelegar dan hentakan hebat yang membuat “Star Wars” adalah Star Wars. Satu sosok di antara keduanya adalah Reva Sevander, seorang jedi yang membelot. Alasan spoiler membuat saya tidak bisa menjelaskan sesosok ini, satu komentar saja, menggelikan. Banyak sosok lainnya juga tereksplorasi setengah-setengah, jauh berbeda dengan seri Mandalorian.
Seperti standar serinya, Obi-Wan memiliki bujet yang lebih dari cukup untuk membuat setting yang memukau dengan varian lokasi yang teramat banyak. Sisi teknis, khususnya sinematografi betul-betul disajikan amat memukau, tidak kalah dengan film versi teaternya. Namun, amat disayangkan satu faktor yang membuat seri ini tanpa greget adalah score. Konon, John William sendiri yang menulis sendiri theme song seri ini, namun kemanakah theme song besarnya? Satu faktor yang memberi suntikan besar bagi film-film versi teaternya adalah ilustrasi musiknya. Star Wars Theme, Jedi (The Force) Theme, hingga score ikonik Darth Vader, Imperial March. Seri ini kehilangan ruh besarnya karena tidak hadirnya musik-musik ini. Bisa dimaklumi tapi saya gagal paham.
Obi-Wan Kenobi adalah sebuah petilan penting dari sebuah saga ikonik, namun tak memilili cukup “force” yang seharusnya seri ini miliki. Seri ini jika dibuat versi teaternya rasanya bakal lebih sukses ketimbang Solo. Ah andai saja. Pertarungan klimaks antara Obi-Wan dan Vader punya potensi besar menjadi yang terhebat. Para pembuat seri ini rasanya bakal berbuat apa saja untuk bisa melanjutkan saga ini, bukan karena substansinya, tapi uang, karena fanbase yang luar biasa besar. Bagi saya, sebagai fans berat seri aslinya, seri ini sudah habis, dan mereka harus mencoba meracik ulang konsepnya tanpa harus tergantung dari kisah aslinya. Untuk apa sesuatu yang sudah menjadi legenda harus dibongkar habis sedemikian rupa yang justru merusak franchise ini? Tidakkah ada ide kreatif yang lebih orisinal? C’mon man.